Farhat Abbas, Andy dan Pelecehan pada Pelayan Restoran

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Penulis: Ninoy Karundeng

Bang Farhat Abbas ramai di media sosial. Dia membela pelecehan verbal. Tentang seks, atau jender. Pelecehan dilakukan oleh Hendric Andy terhadap perempuan. Makanya disebut sebagai sexual verbal harassment. Dan, herannya bang Farhat Abbas ini membela si pelaku.

Saya menulis ini karena saya pernah mengalami betapa kehidupan ini berat. Saya pernah bekerja di Hungry Jack’s. KFC. Jadi saya bisa merasakan tekanan sebagai orang kecil. Bukan kayak bang Farhat yang sejak kecil sudah kaya raya, atau Andy si peleceh.

Pelecehan seksual verbal ini bukan hal yang sepele. Di situ ada kehormatan. Menyangkut kehormatan seorang perempuan. Biarpun yang dilecehkan cuma pelayan restoran Omah Ombak. Namun, ini tentang harga diri individu.

Publik tahu. Netizen apalagi. Bahwa pelecehan selalu dilakukan oleh orang kuat terhadap orang kecil. Ada unsur dominasi dan superioritas. Dari postingan dan komentar akun @omahbadok tampak pro dan kontra. Apalagi dibumbui oleh komentar teman saya Farhat Abbas. Makin ramai.

Andy ini tentu di posisi sebagai superioritas. Di saat melecehkan, dia adalah pelanggan. Raja diraja. Kaya raya, hedonis, suka flexing. Group mainannya pun hebat. Sepeda-an. Ini olahraga para orang borjuis.

Sepeda bisa harganya melebihi rumah milik pelayan restoran. Maka menjadi masuk akal kalau orang yang merasa di atas, kaya, berkuasa, seperti Andy lantas melakukan pelecehan seksual verbal terhadap pelayan restoran.

Nah, si pelayan restoran cuma bekerja mencari makan. Gajinya sampai kiamat dikumpulkan tak akan bisa melebihi upah praktik bang Farhat yang bisa bernilai miliaran. Bisa lebih dari Rp2,5 M atau Rp10 M atau kalau hatinya bang Farhat lagi asyik bisa probono. Nggak bayar sama sekali.

Namun, saya ngeri. Ini Omah Badok, dari namanya yang punya resto ini pasti orang cerdas. Kata omah artinya rumah, badok artinya makan. Maka tak heran Omah Badok tim berani mencari Andy. Ternyata semua terekam di CCTV.

Dalam hal begini ego muncul. Andy yang superior. Berkuasa. Punya teman-teman kumpul. Punya komunitas. Bisa membeli semuanya. Uang dan kekayaan bisa menjadikan derita buat orang kecil.

Betapa tidak. Pelayan restoran tentu sekarang serba salah. Dia jadi pusat perhatian media sosial. Padahal dia adalah korban. Tentu dia tidak enak menjadi bahan perbincangan. Justru di sinilah titik masalahnya.

Para korban pelecehan selalu menjadi korban dua kali jika berani melaporkan ke polisi. Pertama, korban kehancuran psikologis, jiwa hancur. Kedua korban penghakiman media, karena menjadi kontroversi. Kontroversi dibangun oleh narasi dan ekspos yang melebar ke mana-mana.

Kasus pelecehan oleh Andy, yang dikomentari oleh bang Farhat Abbas tentu membuat pelayan restoran dan Omah Ombak menjadi ciut. Korban pelecehan kok malah diancam oleh UU ITE. Apalagi yang ngomong pengacara kelas atas Farhat Abbas. Ditambah lagi Andy memiliki banyak uang, kekuasaan, untuk melawan kebodohannya sendiri.

Korban pelecehan, pelayan restoran tentu tertekan. Mental drop. Kehormatan hancur. Dan, derita psikologis ini tidak akan pernah hilang seumur hidup. Trauma.

Pun dia bekerja hanya untuk bertahan hidup menjadi malapetaka psikologis. Kerja bukan untuk membeli sepeda mahal bukan kepalang seperi pelaku menghasilkan pelecehan. Nasib orang kecil. Ngeri.

Di sinilah hati saya meronta. Seperti merontanya bang Farhat Abbas nangis di persidangan. Namun, saya benar shocked ketika membaca komentar yang nampaknya bang Farhat membela pelaku pelecehan seksual verbal.

Sayang bang Farhat membela Andy, orang error socialite. Benar, hak bang Farhat sebagai pengacara. Salah benar dibela. Dan itu pekerjaan pengacara.

Dalam konteks peristiwa pelecehan ini, yang paling untung adalah Andy. Dia menjadi terkenal lewat cara murah dan murahan. Tak usah flexing. Langsung viral. Kedua bang Farhat Abbas jika jadi pengacaranya pasti M-M-an dapatnya.

Yang buntung Omah Badok. Jadi ribet gegara Andy. Yang paling rusak dan hancur: korban pelecehan seksual verbal oleh Andy.

Berita Terkini