Dendam Yang Mengancam

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

 

Penulis : Dahono Prasetyo

“Kalian hebat kalau bisa mengalahkan saya”
Satu kalimat yang bernada kepercayaan diri tingkat tinggi saat menghadapi situasi konfrontatif. Andi Wijayanto menjadi sosok yang bersaksi kalimat tersebut disampaikan Jokowi kepada dirinya yang saat itu diyakini sedang berseberangan dalam konstelasi politik 2024.

Jokowi sudah memetakan siapa saja yang menjadi rival politiknya dan siapa yang akan direkrut untuk memperkuat pertahanan agar tidak siapapun bisa mengalahkannya. Sebagian menterjemahkan kalimat Jokowi sebagai “mantra” sebelum menuju medan laga, sebagian lagi menganggap sebuah kesombongan.

Kondisi powerfull Jokowi dengan segala dukungan SDM, strategi, jaringan hingga simpul-simpul logistik memang tidak ada yang bisa menandingi. Bahkan seorang Prabowo yang disegani sesama Ketum parpol tunduk jika harus berhadapan dengan Jokowi.

Jokowilah yang berkuasa menentukan Pemilu 2024 akan seperti apa.

Gelagat post power syndrome itu sudah terbaca oleh partainya, PDI Perjuangan yang melihat permainan “rollcoaster” Jokowi sudah membahayakan penumpang di belakangnya. Saat itu Ganjar, Puan dan Prabowo berada di belakang Jokowi.

Dalam sebuah kesempatan Jokowi berada di luar negeri, PDI-Perjuangan mengambil alih “mainan” Presiden yang sedang berencana mendesain Pilpres sesimpel mungkin. Ganjar dideklarasikan Megawati menjadi kandidat capres tanpa butuh persetujuan dari Jokowi.

Kekecewaan Jokowi yang merasa disalip di tikungan berujung pada perubahan mendasar desain Pilpres dari yang simpel menjadi super kontroversial. Gibran dipaksa maju menjadi cawapres Prabowo, MK tak berani menolak. Sementara seluruh kekuatan jaringan kekuasaan pemerintahan dikerahkan untuk memenangkan paslon yang didesain Jokowi.

Pemilu cukup 1 putaran, APBN bernama Bansos mengalihkan kontroversi anak haram konstitusi menjadi anak baik penerus kejayaan ayahnya. Kekuatan mesin politik PDI Perjuangan terbeli satu persatu, tinggal menyisakan militansi dari pengikut Ganjar yang masih berproses di tengah kebingungan perpecahan sesama penghuni kandang Banteng.

Jokowi telah membuktikan ucapannya, tidak ada yang bisa menghalangi pelampiasan kemarahannya atas situasi di luar kehendaknya. Sudah merasa puaskah master politik 2 periode itu? Ternyata belum.

Keinginannya menjebloskan sosok-sosok yang diduga tersandera kasus korupsi mulai bergulir. Ada nama suami Puan, Cak Imin dan Anies. Tidak ketinggalan sahabatnya sendiri yang paling loyal kepadanya, Ganjar Pranowo.

Hingga suatu saat kalimat itu berubah : “Kalian hebat bisa lolos dari jebakan saya”

Jokowi memang hebat, untuk memporak-porandakan negara yang memang sudah amburadul selama dipimpinnya.*

Berita Terkini