Hati-hati dengan Oknum Habib Tucrit Tukang Cerita

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

 

Penulis : Nurul Azizah

Penulis suka banget mengikuti pengajian para kiai-kiai NU muda yang ada di kanal YouTube. Kiai yang memiliki segudang ilmu dan mampu membaca kitab-kitab berbahasa arab maupun tulisan arab untuk menuliskan bahasa Jawa dengan huruf pegon. Beliau sering mengutip ayat yang ada di Al-Qur’an. Kiai tersebut mendukung tesisnya Kiai Imaduddin Utsman Al Bantani bahwa nasabnya kaum Ba’alawi Yaman tidak tersambung dengan Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Dukungan ke Kiai Imad ada yang dilakukan secara terbuka dan tersembunyi. Gus atau kiai muda NU pola pikirnya jauh lebih maju dan pola pikirnya rasional. Banyak dari mereka mengatakan bahwa habaib yang mengaku keturunan Kanjeng Nabi tetapi kelakuan dan tindak tanduknya tidak sesuai kepribadian yang dimiliki oleh Kanjeng Nabi. Kalaupun ada habib yang alim dan jadi panutan malah banyak memalsukan makam. Para habib ada yang berkoar-koar mengaku keturunan Nabi, ada pula yang menulis di media online kalau dirinya keturunan nabi.

Di mimbar suci agama oknum habib berkoar-koar mengaku dzuriyah Kanjeng Nabi. Tanpa disadari dengan cara menjual nasab bisa merubah nasib. Mereka membuat kebohongan demi kebohongan yang akhirnya oleh masyarakat yang cerdas dan waras memberi julukan pada mereka sebagai oknum habib TUCRIT (tukang cerita).
Habib tucrit mencari uang dengan aneka cerita yang penuh kebohongan dan tidak masuk akal.

Penulis mulai dari oknum habib yang menceritakan bahwa pulau Jawa Indonesia pintu masuknya aulia dari Tarim, Indonesia ini milik auliya dari Tarim Hadramaut Yaman. Padahal bangsa Indonesia telah merdeka dan tokoh proklamatornya adalah Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ahmad Subardjo, Ibu Fatmawati, Sukarni, Sayuti Melik dan lain sebagainya. Tokoh tersebut pribumi asli Indonesia bukan dari Tarim.

Satu habib bodoh lebih mulia dari 70 kiai. Menurut penulis ini perbandingan konyol dan tidak masuk akal. Karena para ulama Nusantara atau biasa disebut kiai merupakan dzuriyah orang-orang NU. Sebagai dzuriyah orang NU kita wajib mengikuti amaliyah nya, karena ikut ajaran kiai NU berarti kita ikut ajaran Islam Rahmatan Lil Alamin yang terhubung langsung dengan Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Ada lagi oknum habib bercerita bahwa habib Faqih Muqadam bisa 70 kali isra’ mi’raj dalam semalam. Terus logika berfikirnya bagaimana? Kok isra’ mi’rajnya melebihi Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang seumur hidup beliau melakukan isra’ mi’raj hanya satu kali dan itu didampingi Malaikat Jibril di sebelah kanan dan Malaikat Mikail di sebelah kiri. Monggo yang punya ilmu berfikirlah jangan sampai kita terus dibodohi orang asing yang tinggal di Indonesia.

Terus ada cerita lagi dari oknum habib, kalau ingin menjadi kekasih Allah harus cinta habib, ini doktrin sesat dari oknum habib Ba’alawi Yaman. Berarti biar kita dicintai Allah harus mencintai habib Bahar dan habib Rizieq Syihab. Doktrin ini digunakan oleh mereka agar kaum Ba’alawi Yaman memiliki job dan vacancy di Indonesia.

Ada lagi oknum habib mengatakan: “cetakan manusia biasa dengan habib itu berbeda,” katanya. “Nama boleh sama tapi adonannya beda,” kata habib isial N di depan jamaahnya. Padahal yang dinilai oleh Allah SWT itu bukan dari mana asal keturunan tapi seberapa besar ketaqwaan kepada Allah SWT. Kalau ada oknum habib seperti itu berarti rasis dan takabur dengan mengunggulkan dirinya sendiri.

Ada lagi yang cerita ada habib yang bisa terbang sampai atap rumahnya jebol. Dalam hati penulis habib tersebut berdustanya kelewat batas. Membual semanis mungkin agar para pengikutnya tertunduk dan manut saja apa kata habib. Ada lagi air liur para habaib itu mahal dan para muhibbin berebut membelinya. Dengan membawa air mineral dalam botol dan membiarkan air tersebut diludahi habib, dan para muhibbin memberi sedekah uang seikhlasnya. Waduh bangsa ini lagi sakit. Kok bisa-bisanya percaya “tucrit” yang terus mencari cerita untuk mengelabuhi jama’ahnya. Pengikutnya ya seperti kena sihir, manut saja.

Ada lagi habib yang dengan lantangnya tidak perlu sanjungan, tidak perlu dicintai, habaib tidak gila pujian tapi kalian para muhibbin wajib untuk memuliakan para habib saudara, piye jal hahaha.

Ada lagi oknum habib yang menganjurkan menjual handphone, jual semua yang dimiliki dan hasilnya kasih ke semua guru habaib, cinta kepada habaib jangan setengah-setengah harus totalitas, jangan sampai cucu Nabi mencari rejeki ke negeri orang. Hanyo semua jama’ah keluarin uang Rp 10.000 untuk habib N. Maka jama’ah pun mengeluarkan uang Rp 10.000 tinggal dikalikan dengan seluruh jamaah yang hadir. Bagi jama’ah rata-rata muhibbin yang tidak ngasih uang pasti sudah dituduh tidak cinta Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Jangan percaya pada cucunya Ubaidillah yang pandai membuat cerita untuk membohongi orang lain. Pemaksaan untuk memberi uang ke oknum habib apakah tidak termasuk perbuatan rasis.

Kerjaan para oknum habib dengan terus menipu (dawir) ke pengikutnya apakah terus dibiarkan di negeri ini. Membuka aib para oknum habib Ba’alawi Yaman bukan gibah apalagi fitnah. Tetapi semua adalah syiar Islam yang harus ditegakkan demi menjaga kesucian dan marwah Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya.

Alhamdulillah sudah satu tahun lebih tesisnya Kiai Imaduddin Utsman Al Bantani yang meneliti bahwa nasab habib Ba’alawi Yaman tidak tersambung dengan Kanjeng Nabi Muhammad SAW tetapi tersambung dengan Ubaidillah. Tesis ini belum ada bantahan secara ilmiah dari Ba’alawi.

Banyak cerita yang tidak sesuai fakta atau hoak yang terus dibuat oleh tukang cerita dari keturunan Ubaidillah di Indonesia. Bagi orang yang tidak faham, maka cerita tersebut akan dipercaya. Tapi bagi yang faham akan tertawa sendiri, bahkan ayampun ikut ketawa.
Mereka tak lebih hanya sebagai tucrit tukang cerita.

Para pecinta habaib atau muhibbin sering mendapatkan tucrit dari para oknum habib. Mulai sekarang para pribumi berfikirlah yang cerdas dan waras. Bahwa mereka secara nasab (keturunan) tidak ada darah dari Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Maka bangkitlah para kaum pribumi asli Indonesia.

Mari warga nahdliyyin khususnya dan masyarakat pada umumnya, jangan mau dibodohi dengan didoktrin pembodohan massal dengan cerita yang dibuat oleh para oknum habib Ba’alawi Yaman.

Nurul Azizah penulis buku Muslimat NU Militan Untuk NKRI

- Advertisement -

Berita Terkini