Ada Netizen 62 Menghujat Profesi Guru Pasca Kecelakaan Bus Study Tour SMK Lingga Kencana

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

 

Penulis : Nurul Azizah

Sebelumnya penulis mengucapkan turut berbela sungkawa atas tragedi berdarah yang terjadi hari Sabtu, 13 Mei 2024 di Subang. Dimana bus trans Putera Fajar bernomor polisi AD 7524 OG yang mengangkut siswa-siswi SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan.

Bus tiba-tiba oleng saat melalui ruas jalan yang menurun dan menabrak sepeda motor yang berada di jalur berlawanan. Bus lantas terguling dengan posisi ban sebelah kiri di atas. Kejadian naas ini terjadi pada hari Sabtu malam pukul 18.45 WIB.

Atas kejadian ini korban meninggal dunia sebanyak 11 orang yang terdiri 9 siswa, 1 guru pendamping dan 1 pengguna sepeda motor. Penulis mengucapkan Innalilahi wa inna ilaihi rojiun, sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya kami akan kembali.

Semoga almarhum dan almarhumah husnul khatimah makamnya menjadi roudhoh min riyadil jannah aamiin aamiin aamiin ya rabbal alamin. Keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan, ketabahan dan tetap sabar serta ikhlas menerima ujian dari Allah SWT.

Musibah ini akan terasa pilu bagi keluarga korban, terutama orang tua korban. Berat rasanya menerima cobaan yang begitu saja terjadi, kehilangan orang-orang yang dicintai untuk selama-lamanya.

Pasca kejadian kecelakaan bus yang ditumpangi siswa-siswi SMK Lingga Kencana banyak bermunculan video menghujat profesi guru yang diunggah di platform media sosial.

Ada apa sebenarnya motif dari penghujat profesi guru, dendamkah atau ada motif yang lain. Mereka rata-rata tidak suka dengan kebijakan dari sekolah yang mewajibkan acara study tour kepada siswa-siswi di sekolah.

Kalau memang itu alasannya, alangkah bijak apabila keluhan tersebut ditujukan kepada kepala daerah masing-masing agar nanti kelapa daerah mendelegasikan tugas kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kemudian dilanjutkan ke pihak sekolah.

Tanggal 20 Januari 2023 di Provinsi Jawa Tengah sudah mengeluarkan larangan dan imbauan sekolah negeri terutama pada tingkat SMA dan SMK agar tidak melakukan study tour.

Ya karena ada laporan dari orang tua siswa atau wali murid lapor ke pak Ganjar yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.

Terbaru, Jawa Tengah mengeluarkan edaran larangan study tour dengan nota dinas 421.7/00371/SEK/III/2024 yakni larangan sekolah negeri setingkat SMA dan SMK untuk mengadakan study tour.

Atas kejadian kecelakaan yang melibatkan bus study tour sekolah di Subang dan cuitan netizen 62 di platform medsos tidak hanya Jawa Tengah, provinsi lain juga melarang sekolah mengadakan study tour.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengeluarkan Surat Edaran (SE) tanggal 12 Mei 2024, dalam SE tersebut Pj Gubernur Jabar mengimbau para Bupati dan Walikota bahwa study tour dilaksanakan di dalam Kota melalui kunjungan ke pusat perkembangan ilmu pengetahuan, pusat kebudayaan dan destinasi wisata edukatif lokal. Larangan study tour juga muncul dari daerah Garut, Sumedang, dan Kuningan, semoga menyusul daerah lain.

Kecelakaan di Subang adalah musibah yang bisa kita ambil hikmahnya. Peristiwa berdarah ini adalah peringatan dari Allah SWT kepada pihak sekolah, guru dan panitia penyelenggara, pemerintah, pihak biro perjalanan wisata dan tour, perusahaan otobus (PO) bus, orang tua siswa dan masyarakat.

Janganlah menghujat profesi guru, apakah penghujat dulu tidak pernah sekolah. Tiba-tiba pandai sendiri tanpa mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Ingat bapak ibu yang menghujat guru, perbuatan kalian semua akan membawa dampak secara tidak langsung terhadap psikologis pendidik.

Mereka sudah capai memberikan pembelajaran kepada putra putri yang dititipkan ke pihak sekolah, tidak dapat ucapan terima kasih malah menghujatnya. Menghujat guru tidak bisa menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Tapi sebaiknya duduk bersama dengan para guru beserta putra putrinya untuk menyelesaikan beberapa persoalan yang dihadapi orang tua dan guru dalam membimbing putra putrinya.

Penulis juga pernah menyekolahkan anak-anaknya ke SMA sederajat. Juga merasakan bagaimana permasalahan yang dihadapi orang tua dan guru dalam mendidik anak.

Kegiatan ini mengapa tidak dikembangkan di sekolah lain. Paling tidak satu semester mengundang bapak ibu wali murid beserta putra putrinya untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah.

Hujatan yang ditujukan kepada guru saat ini sangat pedas sekali, seakan-akan guru menelan seblak super pedas level 10. Mudah-mudahan para guru yang kena hujatan tidak sakit perut, tetap sehat.

Karena tugas mengajar di zaman melinial tantangannya semakin berat. Siswa terkadang susah dikendalikan. Pengennya pelajaran kosong dan pulang lebih awal (gasik).

Ya semua perlu introspeksi, menteri pendidikan dan kebudayaan, guru, pemerintah daerah, biro tour, PO bus, orang tua siswa dan masyarakat saling bersinergi ikut mencari solusi agar peristiwa kecelakaan siswa SMK Lingga Kencana tidak terulang lagi.

Guru sudah capai dan sabar dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Sudah gitu ada kecelakaan saat study tour malah semua orang yang berprofesi guru dihujat.

Jadi kalau terus menghujat profesi guru apakah masalah bisa teratasi. Ayo duduk bareng bermusyawarah yang nantinya tidak ada saling menyalahkan satu sama lainnya. Janganlah dibudayakan untuk menghujat profesi guru.

Menghujat guru tidak akan menyelesaikan masalah, malah bisa menambah masalah baru. Berfikirlah jauh ke depan ikut memberi sumbangsih untuk kemajuan anak bangsa.

Nurul Azizah pengamat pendidikan juga seorang pengajar

Berita Terkini