Mudanews.com Yogyakarta – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah secara resmi menetapkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1447 Hijriah berdasarkan hasil hisab yang dilakukan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid. Penetapan tersebut tertuang dalam Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 2/MLM/I.0/E/2025 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1447 H.
Dalam maklumat tersebut dijelaskan bahwa metode hisab yang digunakan berlandaskan prinsip Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), sebagaimana telah diputuskan dalam Musyawarah Nasional Tarjih ke-XXXI Muhammadiyah di Pekalongan. Metode ini menitikberatkan pada perhitungan astronomis dengan parameter tinggi bulan dan elongasi yang berlaku secara global.
Berdasarkan hasil hisab, ijtimak jelang Ramadan 1447 H terjadi pada Selasa Kliwon, 29 Syakban 1447 H atau bertepatan dengan 17 Februari 2026 M pukul 12.01.09 UTC. Dengan terpenuhinya parameter Kalender Global, Muhammadiyah menetapkan bahwa 1 Ramadan 1447 H jatuh pada Rabu Legi, 18 Februari 2026.
Sementara itu, ijtimak jelang Syawal 1447 H terjadi pada Kamis Kliwon, 30 Ramadan 1447 H atau 19 Maret 2026 M pukul 01.23.28 UTC. Berdasarkan perhitungan hisab yang sama, PP Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1447 H atau Idulfitri jatuh pada Jumat Legi, 20 Maret 2026.
Adapun untuk Zulhijah 1447 H, ijtimak jelang bulan tersebut terjadi pada Sabtu Pon, 29 Zulkaidah 1447 H bertepatan dengan 16 Mei 2026 M pukul 20.01.02 UTC. Namun, parameter Kalender Global tidak terpenuhi pada hari tersebut, sehingga awal Zulhijah ditetapkan pada Senin Kliwon, 18 Mei 2026.
Dengan penetapan tersebut, Muhammadiyah juga menetapkan Hari Arafah 9 Zulhijah 1447 H jatuh pada Selasa Pon, 26 Mei 2026. Sementara itu, Iduladha 10 Zulhijah 1447 H dipastikan jatuh pada Rabu Wage, 27 Mei 2026.
PP Muhammadiyah menegaskan bahwa penetapan ini bersifat panduan resmi bagi seluruh warga Muhammadiyah dalam melaksanakan ibadah Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha. Penetapan awal bulan hijriah ini juga dimaksudkan untuk memberikan kepastian dan ketertiban dalam kehidupan beragama.
Dalam maklumat tersebut, Muhammadiyah menekankan bahwa penggunaan hisab dengan pendekatan global merupakan bagian dari ijtihad keilmuan yang terus dikembangkan, sejalan dengan kemajuan ilmu falak dan astronomi modern. Pendekatan ini diharapkan mampu memperkuat rasionalitas dan akurasi penentuan waktu ibadah.
Maklumat ini ditetapkan di Yogyakarta pada 30 Rabiulawal 1447 H atau bertepatan dengan 22 September 2025 M. Dokumen tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir dan Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti, sebagai bentuk tanggung jawab institusional kepada umat.(Suratmin Ragil)

