Mudanews.com Semarang | Transisi kepemimpinan Nasional yang seharusnya menuju ke arah lebih baik, pada faktanya justru sebaliknya. Sebagian masyarakat kelas bawah paling merasakan dampaknya. Baik di sektor ekonomi, hukum dan politik yang tidak berpihak kepada rakyat.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Keluarga Besar Marhaenis (KBM) Jawa Tengah, Adi Kuntoro dalam kesempatan wawancara dengan awak media yang menemuinya.
“Pagi ini saya menemukan kenyataan yang berkembang ditanah air, bahwa bangsa Indonesia sedang mengalami nestapa, derita dan tekanan berat karena berbagai sebab. Baik itu bencana alam ataupun perilaku para elit, yang sedang berkuasa. Setelah runtuhnya rezim orde baru, dan lengsernya beberapa rezim pasca orde baru, meski telah dilakukan berbagai upaya perbaikan berbagai bidang, namun tidak serta merta membawa bangsa Indonesia ke alam kemakmuran, keadilan, kedaulatan, persatuan, kesetaraan, ketentraman dan kedamaian sebagai mana diharapkan oleh rakyat banyak” papar Adi dengan nada penuh keprihatinan.
Adi Kuntoro menyoroti berbagai ketimpangan yang terjadi nyata di masyarakat. Luput dari pemberitaan media yang cenderung mencitrakan kesuksesan semu pemerintahan yang baru saja berusia setahun.
“Rakyat khususnya lapisan menengah dan akar rumput cenderung skeptis, dan kurang percaya kepada berbagai institusi politik maupun pemerintahan. Kekurangan dan kelemahan dalam berbagai aspek pemerintahan dan praktek penyelenggaraan negara, tidak terlepas dari masalah budaya dan sistem politik serta kondisi partai politik yang belum sepenuhnya dikelola berdasarkan prinsip prinsip tata kelola organisasi modern yg baik dan bersih. Banyak sekali penyimpangan dan pelanggaran yg sengaja dilakukan oleh penyelenggara negara. Rakyat berada pada posisi yang lemah untuk melawan” lanjutnya.
Menyadari akan kondisi bangsa dan tantangan yang dibahapi serta didasari atas kesadaran dan panggilan Nasionalisme, Adi Kuntoro menghimbau kepada kader KBM dimanapun berada untuk segera merapatkan barisan.
Demi menjaga hak dan wajiban serta tanggung jawab dan sebagai putra-putri bangsa dengan berbagai latar belakang suku, etnis, agama, kepercayaan, asal usul dan sejarah. Dalam spirit kesamaan pandangan dan keyakinan sebagai kaum Nasionalis marhenis, kebangsaan kerakyatan yang ber-ketuhanan, dengan ini saya mengajak kepada anggota kBM dimanapun berada untuk tetep berpegang teguh pada ajaran Bung Karno. Bersatu dalam wadah organisasi masyarakat modern yang merupakan kelanjutan, peningkatan, dan pengembangan dari gerakan-gerakan Nasionalis sebelumnya. Bersama KBM yang berazaskan Pancasila dan UUD 45″ lanjutnya.
KBM menjadi organisasi massa berbasis ideologi yang berkembang di berbagai daerah. Adi memaparkan prinsip-prinsip perjuangan Marhaenis dalam semangat organisatoris
“KBM” berwatak demokratis, aspiratif, partisipatif, kerakyatan, pluralis-inklusif, anti diskriminatif institusional, kolektif kolegial, transparan, akuntabel, meritokrasi, memiliki jati diri, bersih, peduli, kompeten dan berkarakter, serta berjuang untuk kemajuan bangsa, kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial. KBM terbuka untuk siapa saja yang peduli kaum marhaen yang semakin tertindas baik secara sistem maupun kekuasaan. Di KBM kita menyatukan semangat perjuangan, bergandengan tangan atas kesadaran Nasionalisme dalam kara, tindakan dan perbuatan” pungkas Adi.***(Red)

