Mutasi 297 Guru dan Kepsek, Bupati Boyolali Tegaskan Pendidikan Harus Nyaman dan Bersih

Breaking News
- Advertisement -

 

Mudanews.com Boyolali — Pemerintah Kabupaten Boyolali melakukan langkah strategis di sektor pendidikan dengan memutasi 297 guru dan kepala sekolah SD serta SMP negeri, Senin (15/12/2025). Kebijakan ini menandai upaya serius penataan sumber daya manusia pendidikan yang lebih rasional, berkeadilan, dan berorientasi pada kualitas layanan belajar.

Penyerahan Surat Keputusan (SK) mutasi digelar di Pendapa Gedhe Boyolali dan dihadiri langsung oleh Bupati Boyolali Agus Irawan bersama Wakil Bupati Dwi Fajar Nirwana. Kehadiran pimpinan daerah secara langsung memberi pesan kuat bahwa pendidikan bukan sekadar urusan administratif, melainkan agenda strategis pembangunan daerah.

Kepala BKPSDM Boyolali, Waskitho Rahardjo, menjelaskan bahwa mutasi kali ini mencakup guru, kepala sekolah, hingga unsur pengawas pendidikan. Total 297 ASN tersebut terdiri dari guru SD dan SMP, kepala sekolah SD dan SMP, koordinator PAUD Dikdas/LS, penilik, serta pengawas sekolah, termasuk 53 kepala sekolah SD baru.

Menurut Waskitho, penyerahan SK yang dihadiri langsung Bupati dan Wakil Bupati merupakan yang pertama kali dilakukan, sekaligus menjadi simbol komitmen pemerintah daerah dalam membangun tata kelola pendidikan yang lebih transparan dan terukur.

Dalam sambutannya, Bupati Agus Irawan menegaskan bahwa pendidikan merupakan fondasi utama masa depan bangsa. Guru diposisikan sebagai aktor kunci dalam menyiapkan generasi emas Indonesia 2045, sekaligus penjaga kualitas peradaban di tingkat lokal.

Agus menekankan bahwa mutasi dan penataan guru dilakukan dengan pendekatan kedekatan domisili secara bertahap. Guru yang selama ini bertugas jauh dari tempat tinggal akan menjadi perhatian pemerintah daerah agar tercipta kenyamanan kerja yang berdampak langsung pada mutu pembelajaran.

“Mutasi ini tidak menggunakan uang. Kami ingin memastikan prosesnya bersih, objektif, dan berintegritas. Ketika guru bekerja tanpa tekanan dan beban non-akademik, kualitas pendidikan akan meningkat,” tegas Agus.

Lebih jauh, Agus mendorong para guru untuk menghadirkan inovasi pembelajaran, khususnya di sekolah-sekolah dengan jumlah siswa yang masih terbatas. Inovasi dinilai penting agar SD dan SMP negeri di Boyolali kembali menjadi pilihan utama masyarakat di tengah persaingan dengan sekolah swasta.

Ia juga mengingatkan bahwa guru memiliki tanggung jawab moral dalam menjaga iklim sekolah yang aman dan manusiawi. Menyikapi laporan kasus perundungan di sekolah dasar, Agus menegaskan bahwa pencegahan kekerasan di lingkungan pendidikan harus menjadi komitmen bersama dan akan dievaluasi secara serius.

Bupati Agus Irawan memastikan akan turun langsung ke lapangan untuk memantau perkembangan sekolah, mengevaluasi kinerja, serta melihat langsung capaian peserta didik. Langkah ini diharapkan memperkuat tata kelola pendidikan Boyolali yang berpihak pada mutu, integritas, dan masa depan generasi muda.**(Red)

 

Berita Terkini