Ken Setiawan: FKPT Lampung Siap Gelar Empati Digital Menuju Terang Bersama Pelajar dan Mahasiswa

Breaking News
- Advertisement -


Mudanews.com Lampung – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT RI) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Lampung akan menggelar kegiatan bertajuk “Menuju Terang: Memahami Terorisme Lewat Empati Digital” pada Rabu, 15 Oktober 2025.

‎Kegiatan ini melibatkan pelajar dan mahasiswa sebagai upaya konkret mencegah radikalisme dan terorisme melalui literasi digital.

‎Kepala Bidang Pemuda dan Pendidikan FKPT Lampung, Ken Setiawan, mengungkapkan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman peserta mengenai akar masalah, proses radikalisasi, dan dampak terorisme.

‎Peserta diharapkan dapat sebagai agen perdamaian yang bisa menyampaikan di lingkungan sekitarnya masing masing.

‎Ken mengaku prihatin dengan rendahnya budaya literasi pendidikan masyarakat Indonesia saat ini, yang membuatnya mudah termakan isu hoaks dan diadu domba, bahkan antar kelompok seiman.

‎Ia menyoroti bahwa level pendidikan di Indonesia masih sering terjebak pada tahap pertama berpikir filosofis, yaitu menghafal.

‎Padahal setelah menghafal, tahapan selanjutnya adalah memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan inovasi.

‎Akibatnya, siswa cenderung menafsirkan informasi secara tekstual, dangkal dan mudah menghakimi tanpa melalui proses analisis kritis.

‎ “Contohnya, banyak pelajar yang salah menafsirkan tekstual makna ‘kafir’ dalam kitab suci, hingga akhirnya mereka membenci dan melarang dirinya berteman dengan sahabat yang berbeda agama,” urai Ken.

‎Ken Setiawan menegaskan bahwa generasi muda adalah target utama kelompok radikal.

‎Kerentanan ini dipicu oleh fase pencarian jati diri, intensitas penggunaan media sosial, dan minimnya literasi digital serta kemampuan berpikir kritis.

‎”Beberapa waktu yang lalu telah diamankan oleh aparat, pelajar di beberapa daerah terkait terorisme, dan mereka terpapar melalui medsos,” tegas Ken.

‎Ia menambahkan, saat ini ancaman radikalisme berada dalam genggaman gadget. Informasi masuk begitu cepat, menjadi lahan subur bagi kelompok radikal untuk merekrut anggota dan menggerakkan aksi.

‎Untuk melawan ancaman tersebut, Ken menekankan pentingnya Empati Digital, yakni kesadaran bahwa di balik layar ada manusia dengan perasaan.

‎”Dengan empati digital, kita hadir bukan hanya sebagai pengguna media, tetapi juga penjaga ruang publik digital.

‎Kita harus melawan narasi kebencian dan intoleransi dengan narasi kebaikan agar masyarakat dapat memahami, peduli, dan bersama-sama bergerak menjaga lingkungan dari bahaya paham radikalisme,” tutupnya***(Red)

Berita Terkini