Australia di Balik Kejahatan Raja Ampat: Bahlil Usir Bule-bule dari Bumi Papua!

Breaking News

- Advertisement -

 

Mudanews.com OPINI – Ngeri. Berita tentang penghancuran Pulau Gag, Pulau Kawe, Pulau Manuran sebenarnya hanya kamuflase. Ada penghancuran yang lebih serem di Raja Ampat, Surga Terakhir di Muka Bumi. Pulau Selpele, pulau Manyaifun, pulau Batang Pele terancam.

Bahlil, ko harus usir para bule dari Bumi Papua! Harapan masyarakat Raja Ampat di tangan Kakak Bahlil!

Dan, izin tambang PT Gag Nikel dikeluarkan oleh Ignatius Jonan. 2017. Perusaknya adalah provokator Australia. Plus Aneka Tambang. Tidak ada masyarakat lokal terlibat. Modus mereka adalah menggunakan kedok Konservasi Internasional. Pagar makan tanaman.

Dan, rakyat Papua Barat dan Raja Ampat dibodohi bener oleh mereka. Para bule asing menjadi informan untuk para pengusaha tambang internasional, dengan berpura-pura menjaga ekosistem Raja Ampat. Mereka ini yang menjadi penghubung dengan pengusaha Australia, China, Inggris dan Amerika Serikat.

Modus mereka rapi. Contoh praktisnya. Resort-resort di Raja Ampat 95% dikuasai oleh orang asing. Resort ini ibarat kantor perusak lingkungan. Dan, operator pariwisata lokal dilarang bersandar di resort-resort mereka. Negara dalam negara.

Penjajahan asing dengan membodohi atas nama investasi. Dengan paket booking resort bernilai puluhan juta rupiah, warga pesisir dan masyarakat Raja Ampat di pulau-pulau pintu masuk ke Surga Terakhir di Muka Bumi itu.

Nyaris 100% kegiatan wisata di Raja Ampat hanya memberikan 0% manfaat bagi masyarakat asli. Bayangkan, dari mulai reservasi, boat, logistik, penjemputan pengunjung di bandara Sorong, dilakukan oleh para bule. Rakyat Papua Barat dan Raja Ampat hanya menjadi penonton. Melongo.

Kini, menyeruak seruan kerusakan masif di tiga pulau yang sudah digorok habis oleh rezim Ignatius Jonan. Ignatius Jonan ini terkait dengan sindikasi hedge funds dunia. Maka dia memberikan IUP ke asing. Tak peduli kerusakan lingkungan dan ekosistem laut.

Dengan penghancuran ketiga pulau tersebut, maka terjadi kerusakan ekosistem tempat migrasi dua ikan pari manta karang dan pari manta oseanik. Di Raja Ampat dua spesies pari tersebut bisa hidup berdampingan dan tumbuh berkembang dengan baik. Hanya di Raja Ampat keajaiban seperti itu bisa terjadi. Tak ada di dunia mana pun.

Pulau Selpele. Pulau Manyaifun. Pulau Batang Pele. Berada di Kawasan Wayag. Penggoroknya adalah PT Mulia Raymond Perkasa mengantongi IUP 2.194 hektar. Dan, lokasinya serumpun dengan Wayag. Ikon dunia yang dilindungi oleh Unesco. Tempat migrasi ikan luar biasa ini.

Cerita tentang penghancuran Gag, Kawe, Manuran, hanya segelintir IUP yang sudah diterbitkan. Masih banyak IUP yang bergentayangan di lokasi Surga Terakhir di Muka Bumi. Penyebab kerusakan adalah kongkalikong para penjahat informan perusak lingkungan berkedok pengusaha resort asing di Raja Ampat.

Modus mereka membangun resort atas nama mereka, tinggal di lokasi. Padahal para pemilik resort sebenarnya adalah para pengusaha besar. Mana ada pemilik resort tinggal di lokasi. Para bule kacung pengusaha besar di belakang mereka: perusahaan tambang. Ngeri.

Maka, kini saatnya membenahi pariwisata Raja Ampat. Berikan kesempatan kepada anak-anak Papua, masyarakat Sorong, Raja Ampat. Bukan soal tambang nikel saja. Kalau soal tambang nikel, karena lokasi di pulau terpencil, pekerjanya mayoritas orang luar Papua dan orang asing.

Kerusakan di Raja Ampat akan terus berlanjut. Jika pariwisata Raja Ampat dikuasai oleh bule asing, apalagi tambang nikel yang nilainya ribuan triliun. Asing dan non-Papua yang mengeruk duit.

Sementara derita kerusakan di Surga Terakhir di Bumi ditanggung oleh warga berambut keriting berkulit hitam. Anggrek Hitam pun menangis pilu.

Bahlil, ko segera usir orang asing dan hentikan tambang nikel. Koordinasi dengan Menteri Pariwisata yang gagap itu untuk membenahi penguasaan Negara dalam Negara. Jaga martabat orang asli Papua.

Bahlil, ko konsolidasi dengan Kementerian KLH, untuk mengembalikan kedaulatan atas pulau-pulau, bukan hanya dari tambang dan resort; namun lebih ke harga diri. Jangan mau diinjak oleh orang Australia. Merdeka !(Ninoy Karundeng)

Berita Terkini