Oleh: Saiful Huda Ems.
“Samenbundeling van alle revolutionaire krachten !” Menyatupadukan seluruh kekuatan revolusioner untuk mengusir kekuatan kolonial menuju Indonesia merdeka.
Pernyataan Bung Karno ini pada akhirnya terbukti mampu menginspirasi para pejuang Indonesia, untuk menyatukan seluruh kekuatan revolusioner demi mengusir penjajah serta mempertahankan kedaulatan Rakyat Indonesia.
Sekarang ketika Indonesia telah lama mendapatkan kemerdekaannya, Rakyat Indonesia kemudian malah dipecah belah oleh Rezim Jokowi dengan membentur-benturkan kekuatan revolusioner Ahok dan Anies Baswedan.
Rakyat Indonesia juga dipecah belah dengan polarisasi antara kelompok toleran dan radikalis (intoleran), yang dikondisikan, padahal sebenarnya selama puluhan tahun hal itu sudah tidak pernah terjadi lagi di negeri ini.
Akhirnya, setelah semua pertentangan di tengah bangsa ini terjadi dan yang diuntungkan hanyalah Rezim Jokowi ketika itu, maka baru sadarlah kita siapa orang yang sesungguhnya menciptakan pertentangan yang penuh kegaduhan ini, yang tiada lain dan tiada bukan hanyalah Jokowi !.
Celakanya ketika kesadaran rakyat yang dibentur-benturkan itu mulai tumbuh, Jokowi mengambil cara baru yang lebih keji daripada itu, yakni menyandera para koruptor oportunis dengan kasus-kasus korupsinya yang tidak pernah dituntaskan.
Tidak hanya sampai disitu, Jokowi juga disaksikan oleh ribuan Akademisi, Mahasiswa, NGO dan kelompok-kelompok kritis lainnya di negeri ini, termasuk diantaranya para Seniman atau Budayawan, Jokowi telah mengacak-acak demokrasi dan konstitusi, dan menyeret para penegak hukum untuk dijadikan sebagai alat suksesi kekuasaan bagi anak, menantu dan gerombolannya.
Sampai kapankah para Buzzer-Buzzer Kepala Miring Jokowi menyadari bahayanya prilaku politik Jokowi bagi bangsa ini, dan sampai kapan mereka bersedia untuk mau istighfar, karena telah menyadari kekeliruan pilihan politik pragmatisnya, yang mendukung Jokowi dengan pengetahuan buta dan ugal-ugalan? Wallahu a’lamu bishawab…(SHE).
6 Januari 2025.
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Analis Politik.