Gus Mftah,Sonhaji, Aguan & Korban Perampasan Tanah PIK – 2

Breaking News

- Advertisement -

Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik

Mudanews.com 0PINI – Gus Miftah bercanda kelewat batas, menyebut pedagang es teh yang berjuang mencukupi nafkah keluarganya sebagai ‘goblok’. Hal itu terjadi, di acara Magelang Bershalawat.

Nampak, wajah Sonhaji sang penjual es teh kecut. Kompilasi rasa malu, marah, geram, sekaligus sedih. Malu, karena ikhtiarnya mencari nafkah menjadi bahan bulian. Marah, geram, karena tak sepatutnya itu diterima. Sedih, ternyata bulian itu berasal dari seorang Gus, yang juga menjabat Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

Sekretariat Kabinet segera merespons, meminta Gus Miftah meminta maaf. Gus Miftah, mendatangi Sonhaji dan meminta maaf. Sejumlah pihak, berempati kepada Sonhaji, ada yang memberi bantuan dana, ada juga yang memberi fasilitas umrah. Intinya, pemerintah & masyarakat peduli, berempati dan membantu Sonhaji.

Akan tetapi di Tangerang? Seorang konglomerat bernama Aguan, seenak udelnya merampas tanah rakyat Banten, untuk memperkaya dirinya berbisnis property. Modal membebaskan tanah 50 ribu per meter, dijual 30 juta per meter.

PT PANI milik Aguan terbukti melanggar Tata Ruang. Alih-alih di sanksi, Kemenko Perekonomian malah akan berkoordinasi melakukan penyesuaian. Bukan PIK-2 yang dibatalkan, tapi aturannya yang akan dibuat menyesuaikan.

Pemerintah juga tak kongkrit, tak segera menegur Aguan. Tak ada pula, permintaan maaf dari Aguan kepada rakyat yang menderita.

Sudah banyak yang kecelakaan, hingga korban meninggal dunia, akibat kendaraan proyek PIK-2. Tetapi kenapa Pemerintah masih bungkam? Tak sigap seperti kasus Gus Miftah dan Sonhaji?

Apakah, pemerintah menunggu jatuh korban rakyat lebih banyak lagi, baru bertindak? Apakah, fakta perampasan tanah yang masif, masih belum membuat telinga permerintahan Prabowo panas, dan segera bertindak?

Kalau hanya berani menegur Gus Miftah, itu sih persoalan kecil. Korban Gus Miftah, hanya seorang pedangan es teh manis.

Bagiamana dengan korban Aguan?

Berapa banyak rakyat kehilangan tanahnya, akibat keserakahan proyek Aguan di PIK-2? Berapa banyak nyawa hilang, dan raga yang cidera catat, akibat proyek PIK-2? Berapa banyak petani, petambak dan nelayan, menjadi korban Aguan?

Lalu mengapa Prabowo masih bungkam? Kenapa Kementerian ATR/BPN hanya bisa omon-omon? Apakah, Negara telah melegalisasi kezaliman Aguan terhadap rakyat?

Andai saja bukan karena perintah agama, sudah bosan rasanya mengingatkan penguasa. Tetapi karena kewajiban, kami terus mengingatkan penguasa. Karena kami rakyat kecil tidak akan pernah menang melawan Aguan, jika Negara tidak berpihak kepada kami. [red].

Berita Terkini