Mudanews.com Boyolali – Bambu adalah tanaman yang sangat efektif untuk konservasi, mitigasi iklim dengan penyerapan karbon, maupun nilai ekonomi tinggi untuk bahan bangunan dan kerajinan. Melihat potensi yang besar tersebut, Desa Inklusi Pranggong Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali, menggelar pelatihan anyaman bagi warga.
Pelatihan ini mendapat dukungan dari P3PD (Program Penguatan Pemerintah Dan Pembangunan Desa) Kemendes RI Bersama Lakpesdam PBNU. Pelatihan digelar Selasa 12 November 2024 di Aula Balai Desa Pranggong dan diikuti 30 warga dari perwakilan dusun. Nara sumber yang hadir adalah praktisi kerajinan bambu Siti Khotijah dari Andong dibantu Tim Tehnis P3PD Husen Ahmadi, Ismail dan Fajar Novi.
Pelatihan ini secara resmi dibuka oleh Kepala Desa Pranggong Heru Sutopo, ST. Dalam pengarahannya Heru berharap dengan adanya kegiatan ini bisa menjadikan para peserta lebih meningkat wawasan dan ketrampilannya sehingga bisa memanfaatkan potensi bambu.
“Saya berharap dengan pelatihan ini kedepan bisa menjadi nilai tambah bagi kalangan warga Desa Pranggong dan Pemdes akan melakukan pendampingan, monitoring, membantu promosi dan pemasaran produk anyaman”, kata Heru.
Ismail selaku Tim Tehnis P3PD menjelaskan bahwa Di Boyolali saat ini yang menjadi lokus desa inklusi ada 8 yaitu Pranggong, Jemowo, Kembangsari, Candisari, Tanjungsari, Walen, Glintang, dan Kadireso.
“Program desa inklusi adalah dimana pemerintah desa memberikan kesempatan yang seluas luasnya kepada seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan meliputi perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan pembangunan desa termasuk warga miskin atau marginal, serta semua masyarakat dapat merasakan manfaat pembangunan desa tanpa terkecuali”, Jelas Ismail dalam sambutannya.
“Program desa inklusi ini juga mendorong tumbuhnya akuntabilitas social yaitu pemerintah desa yang terbuka dan mempertanggung jawabkan kebijakan, anggaran pembangunan desa dan program dengan adanya ketersediaan informasi public, seperti pemasangan IPPD (Informasi penyelenggaraan Pemerintah desa) di tempat tempat strategis sehingga informasi kegiatan pembangunan desa bisa di jangkau oleh masyarakat tanpa harus pergi ke balai desa”, lanjut Ismail.
Pelatihan anyaman ini menggunakan 2 metode yaitu sharing dan praktek. Siti Khotijah memulai pelatihan dengan menjelaskan manfaat dan jenis bambu.
“Ada Bambu Petung biasanya untuk tiang atau penyangga, bahan pada industri pulp dan kertas, anyaman juga mebel atau furniture. Ada Bambu Hitam sebagai bahan mebel, alat music angklung, gambang. Ada Bambu Apus sebagai bahan bangunan” Jelas Praktisi Anyaman Khotijah.
Dalam sesi selanjutnya peserta dibagi dalam beberapa kelompok untuk praktek membuat kerajinan seperti besek, kipas, cetakan tumpeng dan lain-lain.
Salah satu peserta Ambar, menyatakan bahwa dia sangat senang bisa mengikuti pelatihan, disamping tambah teman tapi juga menambah ketrampilan dan wawasan.
“Terima kasih kepada Program Desa Inklusi P3PD Kemendes, Lakpesdam NU dan Pemdes Pranggong yang telah mengadakan pelatihan ini”, kata Ambar dengan antusias.(S.Ragil)