Oleh: Saiful Huda Ems.
Kebenaran ditebarkan-Nya melalui pikiran-pikiran siapapun saja, maka pintu-pintu jiwa harus dibuka untuk menerima pendapat positif, tanpa melihat siapa orangnya.
Dahalu anak-anak negeri ini disuguhi pemikiran-pemikiran briliant dari manusia-manusia berpengetahuan dan cemerlang dari Timur dan Barat.
Perbincangan dari komunitas ke komunitas tak jauh dari pemikiran Jalaluddin Rumi, Gibran Kahlil Gibran, Franz Kafka, Leo Tolstoy, Marxim Gorky, Friedrich Nietzsche, William Shakespeare dll.
Tak jauh dari Anthony Giddens, Albert Camus, Erich Fromm, John Neisbit, Alvin Toffler, Sigmund Freud, Ali Syari’ati, Sachiko Murata, Samuel P. Huntington, Marx Weber, Francis Fukuyama, Karen Amstrong, Antonio Gramsci dll.
Manusia-manusia Indonesia saat itu sangat bermutu, diskusi-diskusinya sangat berbobot, nyaris tak ada yang berbicara soal mobil mewah, privat jet mewah, tas mewah, jam tangan mewah, rumah mewah, skincare bermerk dll.
Tokoh-tokoh yang dibahaspun sangat menginspirasi, mulai dari H.O.S Tjokroaminoto, KH. Hasyim Al-Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah, KH. Bisri Syamsuri, KH. Ahmad Dahlan, Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sjahrir, Moh.Yamin, RMP. Sosrokartono, Sayuti Melik, Sukarni dll., bukan Gibran Rakabuming, Bahlil, Budi Arie dll.
Sebagai sebuah bangsa yang besar dan berpuluh tahun berproses setelah Kemerdekaan RI 1945 ini, kita harus benar-benar melakukan kontemplasi, kenapa bangsa yang besar dan yang berdiri dari hasil keringat-keringat dan darah para pejuang kemerdekaan ini mengalami kemunduran jauh di bidang pengetahuan, ekonomi, politik dan kebudayaan.
Kenapa jiwa-jiwa kepahlawanan itu terasa sangat sulit lagi kita temukan? Kenapa Indonesia kini lebih banyak ditempati manusia-manusia penghianat negerinya?. Semua jabatan sudah diberikan padanya, namun bukannya bersyukur malah tambang-tambang, nikel, timah, emas dll. dilahapnya.
Berapa tahun kita bertahan hidup di dunia ini?…(SHE).
10 November 2024. Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Pemerhati Politik.