Mudanews.com Jombang – Sebagai kelompok radikal transnasional lintas negara, Jamaah Islamiyah (JI) telah melahirkan banyak pelaku terorisme di berbagai negara. Di Indonesia keberadaannya ada di beberapa kelompok radikal mengatas namakan Islam. Ideologi menegakkan khilafah dan negara Islam menjadi motivasi anggota JI dalam melakukan aksi-aksi terorisme.
Kabar pembubaran JI kembali dan setia kepada NKRI mendapat apresiasi dari ormas Pejuang Nusatara Indonesia Bersatu (PNIB). Melalui Ketua Umumnya, Gus Wal menyampaikan beberapa hal terkait fenomena JI
“Bahwasannya perjuangan menegakkan khilafah di Indonesia selalu gagal ketika berhadapan dengan rasa nasionalis dan kebangsaan yang kita miliki. Segala cara telah ditempuh JI, dengan teror bom, ceramah radikal hingga perekrutan anggota baru yang bertujuan untuk menghancurkan persatuan bangsa. Namun kini mereka menyatakan menyerah dan membubarkan diri” jelas Gus Wal
Kegagalan ideologi Khilafah di Indonesia tidak lepas dari kesadaran masyarakat bahwa meskipun mayoritas penduduknya Muslim, Indonesia bukan negara Islam. Menurut Gus Wal keaneka-ragaman budaya dan tradisi warisan pendahulu bangsa adalah kekayaan nilai yang tidak dimiliki oleh negara manapun.
“Kita seharusnya bersyukur diberikan aneka perbedaan adat budaya dan tradisi namun tetap bersatu. Kelompok anti kebhinekaan semacam JI, HTI, FPI selalu berupaya mengadu domba dengan isu SARA dan Intoleransi. Negara negara di Timur Tengah yang menganut satu Agama dalam faktanya selalu tidak pernah berhenti dengan konflik perang saudara. Mereka beradu keyakinan Agamanya dalam mengelola negara. Ketika mereka mencoba menerapkan di Indonesia selalu gagal karena semangat Sumpah Pemuda yang menjadi cikal bakal Proklamasi kemerdekaan adalah menyatukan perbedaan yang ada” lanjut Gus Wal.
Menurut Gus Wal bubarnya JI menjadi kabar baik namun bukan alasan berhenti waspada pada ancaman ideologi asing yang terus masuk menggempur Indonesia.
“Kelompok sejenis selain JI masih ada dan tumbuh di tengah kehidupan kita. Kunci melawan bahaya laten tersebut adalah memperkuat NASAB (Nasionalisme Kebangsaan, Agama dan Budaya) menjadi satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. PNIB konsisten dengan aksi-aksi kesetaraan sesama penghuni bangsa, membumikan Pancasila dan merah putih dan selalu mengingatkan kepada semua pihak untuk jaga rumah, jaga kampung desa, jaga rumah ibadah dan satu lagi lingkungan pemerintahan dari kelompok penyusup penyeru ideologi trans nasional wahabi khilafah yang melahirkan intoleransi radikalisme separatisme Terorisme. Tolak ceramah provokator, cek rekam jejak penceramah sebelum menghadiri acaranya. Jika menemukan pendakwah yang berceramah dengan marah-marah dipastikan penganut aliran agama sesat. Karena Agama selalu mengajarkan ramah dan perdamaian bukan pertentangan apalagi saling membenci” pungkas Gus Wal.