Rumah Kontrakan Anies Bukan di PDI Perjuangan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Penulos : Dahono Praestyo seorang pengamat sosial politik tinggal di depok

Rumor Anies ke PDIP secara strategi lebih beraroma gimick politik. Bagaimana memainkan psikologis massa pendukung mantan Gubernur DKI paling kontroversial yang sedang kehilangan harapan. Mereka gerbong pengusung politik identitas yang selama ini merasa menjadi bargening power dalam urusan dukung mendukung.

Usai gagal pada perhelatan Pilpres ugal-ugalan Februari lalu, Anies dan pendukungnya masih belum move on dari jatah angka 24% suara yang sudah dipatok oleh oleh sang jawara 58%. Menjadi runner up lebih menyakitkan dibanding kekalahan yang dirasakan 18% pendukung Ganjar

Dalam kondisi akan kemana suara dukungan mereka disalurkan, PDIP menawarkan harapan baru apabila mau bergandeng tangan melawan Jokowi tempatnya di kandang Banteng. Fenomena Anies tanpa partai tapi punya banyak pendukung dimanfaatkan PDIP untuk menghidupkan kembali semangat Anies yang sempat di PHP-in Nasdem dan PKS sebelumnya.

Kembali pada niatan PDIP mengusung Anies di Pilkada DKI melalui jalur putusan MK seolah sedang memetakan ulang sisa sisa laskar Anies yang masih tersisa. Meski sesungguhnya pendukung fanatik Anies ada di PKS yang kini di DKI sudah merapat di koalisi besar bersama KIM. PKS yang punya militan namun tidak punya sosok kader yang pantas dielu-elukan.

Catatan buruk PDIP mau tidak mau harus diakui telah salah merekrut petugas partai dari Solo sekeluarga. Jokowi yang sukses mengobok-obok kandang Banteng lebih dari satu dasawarsa semenjak dari Solo, kini menjadi lawan ideologis PDIP. Mengusung Anies di Pilkada DKI adalah mengulang kesalahan yang sama.

Melawan Jokowisme di DKI bukan dengan mengusung Anies, masih ada Ahok yang notabene menjadi antitesa Anis dalam konsep mengelola Jakarta. Megawati juga tidak segegabah itu mempertaruhkan marwah Partainya, meminjamkan jaket merah kepada imigran Yaman yang kadar nasionalismenya sudah diukur hanya sebatas tenggorokan.

Meskipun bukan anggota PDIP, barangkali saya berusaha menjadi yang pertama kali tunjuk tangan menolak Anies diusung PDIP. Siapa yang mau menyusul tunjuk tangan silahkan, mumpung gratis.


@Dahono Prasetyo

Berita Terkini