Aksi Demo Melawan Begal Konstitusi

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Penulis : Dahono Prasetyo
——-
Mudanews.com – Istilah tidak ada aksi demo gratisan, barangkali tidak berlaku untuk aksi mahasiswa dan elemen masyarakat kawal konstitusi hari ini, Kamis (22/8/2024) di beberapa kota besar. Aksi massa turun ke jalan secara operasional butuh ketahanan logistik untuk menghadirkan ribuan orang yang butuh air minum, makan siang bahkan bensin untuk sampai ke lokasi tujuan.

Kebutuhan logistik aksi tersebut secara sistematis bisa dipenuhi oleh 2 hal. Yaitu donator pendana yang punya agenda dampak aksi demo tersebut. Para bohir tidak segan mengerahkan dananya dengan hitungan anggaran per kepala yang dikoordinir kordinator lapangan.

Yang kedua didapat dari partisipasi langsung dari pihak-pihak yang bersimpati atas aksi massa. Minimalnya para peserta demo tiap korlap bisa patungan dana untuk menyewa bus untuk sampai ke lokasi sambil menunggu kiriman air dan makan siang dari donatur yang diam-diam berpartisipasi atas dasar solidaritas.

Demo kawal konstitusi kali ini memiliki spirit “kegelisahan” yang sama terkait pembegalan konstitusi yang mendadak terjadi secepat petir saat masih di bulan kemerdekaan. Bukan untuk membela PDIP atau kejengkelan pada Sang Pisang yang nekat maju pilkada lewat jalur MA. Bukan pula tentang MK versi Paman Usman yang sebelumnya dihujat gegara meloloskan Samsul jadi Cawapres, dan kini disanjung karena sudah pulang kembali ke marwahnya.

Tapi ini tentang perlawanan atas rusaknya Demokrasi yang sudah mengarah pada pembusukan Konstitusi, efek mempertahan oligarki kekuasaan ala Jokowisme.

Jokowi sendiri yang sempat ke-GR-an atas kegaduhan di MK dan DPR, dalam sambutan penutupan Munaslub Golkar sempat mengomentari bahwa semua tuduhan ditujukan kepada seorang tukang kayu. Jokowi menyatakan secara eksplisit bahwa dirinya tidak ikut cawe-cawe. Menghargai apapun putusan lembaga Legislatif dan Yudikatif

Kalau mengamati pernyataan si Raja Jawa itu kadang kita mesti lihat fenomena emak-emak naik motor yang nyala sein kanan beloknya ke kiri dan sebaliknya. Apa yang disampaikan adalah kebalikan dari faktanya.

Akankah aksi demo kali ini akan berumur panjang atau hanya eforia kagetan, kita lihat arus massa pada hari berikutnya. MK yang sempat memecah bangsa kini sudah kembali menyatuka bangsa. Mahkamah Konstitusi sepeninggalan Paman Usman sudah kembali ke marwahnya. Sementara Mahkamah Keluarga pindah kontrakan ke DPR itu yang harus dilawan, dengan ataupun tanpa logistik.

Tidak harus berupa dapur umum atau kiriman nasi kotak KFC dan Hokben. Masih ada nasi bungkus di warteg seharga 10 ribu yang siap mempertahankan isi perut kawan-kawan massa dan mahasiswa. Atas nama solidaritas demokrasi jangan pernah marah-marah di depan gedung wakil rakyat karena belum makan siang. Tapi marah-marahlah pada acara makan siang mereka yang ada di ruang wakil rakyat sambil bercengkerama memanipulasi konstitusi secara inkonstitusional.*

@Dahono Prasetyo

Berita Terkini