Gus Yahya Minta PKB Berubah, Kembali Rancangan Awal yang Dibuatkan Jamiyah NU

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

 

MUDANEWS.COM, Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengumpulkan para Pengurus Wilayah NU (PWNU) dan Pengurus Cabang NU (PCNU) seluruh Indonesia melalui sambungan virtual, Rabu, 14 Agustus 2024.

Gus Yahya menilai saat ini PKB seperti dipimpin oleh seorang raja lantaran keputusannya tidak bisa ditentang sama sekali.

“PKB ini seperti partai yang dipimpin oleh raja sebetulnya sekarang ini, yang tidak bisa ditentang sama sekali,” kata Gus Yahya dalam video.

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PKB terbaru, ungkap Gus Yahya, telah memberikan wewenang mutlak kepada ketua umum dalam menentukan keputusan. Mirisnya, ketua umum bisa memecat atau mengangkat siapa pun dan kapan pun.

Oleh sebab itu, dia melihat para kader PKB tidak akan ada yang berani melawan ketua umum, kecuali di forum muktamar nanti.

“Kenapa? Karena ketua umum ini punya hak untuk memberhentikan dan mengangkat siapa saja, dalam posisi apa saja, kapan saja. Itu ada pasalnya. Ya rumusannya rumusan pasal lah, tapi isinya, intinya begitu,” lanjutnya.

Gus Yahya membeberkan sejarah awal pendirian PKB pada 1998 lalu. Ketika itu, dia mengatakan semangat pendirian PKB yaitu ingin membuat partai dipimpin oleh kiai atau ulama dengan cara berpikir, moralitas, serta nilai-nilai yang dipegangi oleh para kiai dan ulama.

Saat ini, kata Gus Yahya, ada pergeseran yang membuat PKB ini semakin jauh dari rancangan awal pendirian partai. Menurutnya, kondisi ini bukan rahasia dan semua orang tahu.

Dia menilai PKB meminggirkan peran para kiai. Saat ini, posisi dewan syuro PKB yang ditempati para kiai tidak lagi menjadi pemimpin tertinggi di PKB.

“Ini kan sudah beda jauh dari desain awal, karena desain awalnya Dewan Suro yang diisi oleh kiai-kiai itulah, itu yang menjadi pemimpin tertinggi dan pengendali kebijakan. Nah sekarang tidak lagi, sudah bergerak jauh,” kata Gus Yahya.

Persoalan itu, Gus Yahya menilai para pengurus NU di tiap tingkatan memiliki tanggung jawab moral terhadap PKB.

Selanjutnya, Gus Yahya menghimbau para pengurus NU di setiap tingkatan untuk meminta akuntabilitas dan perbaikan dari PKB. Pasalnya, PKB didirikan oleh para jemaah NU.

“Nah kenapa NU tidak ngurus partai-partai yang lainnya? Partai yang lain kan didirikan orang. Kita tidak bisa ngurus apakah Golkar betul-betul memenuhi nilainya dasarnya, kita tidak bisa ngurus Golkar. Itu yang dirikan Pak Harto, ya biar Pak Harto yang ngurus,” ungkapnya

Selain itu, Gus Yahya menghimbau kepada pengurus PWNU dan PCNU untuk membantu berkomunikasi dengan pimpinan-pimpinan PKB setempat. Diantaranya, berkomunikasi soal aspirasi dari jamiyah NU.

“Kita minta kepada PKB untuk berubah dan kembali kepada rancangan awal, rancangan yang semula dibuatkan oleh jamiyah NU untuk PKB. Karena ini tanggung jawab yang nyaris seperti tanggung jawab orang tua kepada anak,” kata dia.

Kini, ungkapnya, hubungan PKB dengan PBNU tengah memanasa belakangan ini. PBNU awalnya membuat tim khusus untuk mengkaji ulang hubungan antara PKB dan NU. Setelah tim tersebut dibentuk, dua pihak saling gadu mulut hingga dibawa ke ranah hukum.

Yahya menegaskan punya wewenang membenahi PKB. Ia mengatakan mendapatkan “mandat Tebuireng” untuk melakukan hal itu. (red)

Berita Terkini