PNIB : Kemerdekaan Kehidupan Beragama Adalah Bagian Dari Kemerdekaan Bangsa.

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Mudanews.com Bulan Agustus diperingati sebagai bulan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagaimana nasib masa depan bangsa selanjutnya ditentukan oleh generasi sekarang yang akan meneruskan perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari para pendahulunya. Apakah Indonesia sudah benar-benar merdeka dari penjajahan yang berwujud serangan ideologi asing, berikut hasil wawancara awak media dengan AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) selaku ketua umum ormas kebhinekaan lintas agama dan budaya PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu)

“Ideologi khilafah wahabi yang masih ada di Indonesia adalah bentuk penjajahan kehidupan beragama yang berdampak pada masa depan bangsa. Ini nyata dan benar kita rasakan pengaruhnya pada perilaku kelompok mereka atas produk paham impor yang menghasilkan intoleransi dan radikalisme. Mereka menggunakan kedok Agama sebagai provokasi efektif kepada para pengikutnya dengan janji surga dan jihad fisabillilah. Mereka menjamin masuk surga dengan cara mengkafirkan agama lain sesungguhnya bertentangan dengan Agama yang dianutnya.” Jelas Gus Wal.

Dalam banyak peristiwa tertangkapnya para pelaku dan terduga teroris membuka fakta mereka berusia muda yang masih memiliki perjalanan panjang untuk masa depannya. Mengapa mereka bisa terjebak dalam paham yang merubah masa depannya, menurut Gus Wal lebih dikarenakan faktor lemahnya pengawasan kita sebagai warga masyarakat atas maraknya ceramah pendakwah provokatif penyebar kebencian.

“Ketika generasi muda sudah ditanamkan benih kebencian maka tinggal menunggu waktu mereka menjelma menjadi mesin perusak bagi lingkungan sekitarnya. Jika itu terus dibiarkan terjadi, maka masa depan bangsa ini berada di ambang perpecahan PNIB senantiasa menghimbau kepada segenap lapisan masyarakat untuk mewaspadai ceramah yang seharusnya ramah berubah menjadi marah-marah. Yang seharusnya bermunajat menjadi penghujat. Saling menghargai perbedaan menjadi barang mahal di tengah kebhinekaan yang sudah disepakati saat pendiri bangsa memproklamirkan kemerdekaan” lanjut Gus Wal.

PNIB dengan segala keterbatasannya berusaha menjadi organisasi kemasyarakatan yang konsisten menyuarakan cinta tanah air adalah bagian dari mencintai Agama. Hal tersebut dibuktikan dengan aksi kirab merah putih di berbagai daerah sebagai upaya membangkitkan rasa memiliki bangsa , budaya dan tradisi sendiri yang dirasa semakin berkurang di kalangan generasi muda.
“Kirab merah putih PNIB di bulan Agustus bagi sebagian orang dianggap sebagai aktifitas retorika, namun kami berkeyakinan bahwa kebersamaan membawa, membantangkan, mengawal bendera merah putih adalah bentuk aksi kepedulian kepada bangsa. Aksi nyata itu tanpa paksaan tersebut menjadi penanda bahwa masih banyak generasi muda bangsa yang setia mengawal negaranya. Kelompok ataupun individu anti Pancasila dan keberagaman yang jumlahnya tidak seberapa pada akhirnya harus berhadapan dengan kami jika masih terus berupaya merusak kehidupan bangsa. Generasi ini harus dijaga dari upaya melemahkan generasi berkedok perjuangan Agama”pungkas Gus Wal di akhir pernyataannya.

Aksi kirab merah putih PNIB akan digelar di kota Bekasi, Minggu 24 Agustus 2024. Bendera merah putih sepanjang 150 meter akan diarak oleh kader PNIB bersama masyarakat umum sambil menyanyikan lagu-lagu perjuangan. (S.Ragil)

Berita Terkini