Siswi SMA Dikeluarkan dari Sekolah, AM Hendropriyono: Nalar yang Sangat Menyedihkan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) Jenderal (Purn.) AM Hendropriyono menyatakan sangat prihatin menanggapi berita terkait dengan seorang siswi SMA yang dikeluarkan dari sekolahnya di Bengkulu Tengah.

Terkait peristiwa tersebut, pendiri STIN itu menyoroti akar permasalahannya, yakni tentang rendahnya disiplin sosial dikalangan masyarakat. Rendahnya disiplin sosial menyebabkan tergerusnya rasa kebangsaan menjadi semakin rendah.

“Jika benar berita ini maka terbukti bahwa disiplin sosial kita yang sudah rendah, mulai membawa rendahnya juga rasa kebangsaan,” kata AM Hendropriyono di Jakarta, Kamis (20/05/2021).

Lebih jauh Hendropriyono memaparkan bahwa kejadian dikeluarkannya anak didik dari sekolah karena dianggap menghina Palestina merupakan bentuk pembunuhan perdata terhadap kehidupan siswi tersebut.

“Tolong segera hentikan pembunuhan perdata terhadap kehidupan anak sendiri di alam nyata ini, hanya karena perasaan solidaritas khayal terhadap bangsa lain,” kata AM Hendropriyono.

Sebelumnya diberitakan secara luas adanya seorang siswi SMA di Kabupaten Bengkulu Tengah, MS, yang dikeluarkan dari sekolahnya sebagai buntut dari video viral yang berisi penghinaan terhadap Palestina.

Sementara itu Kapolres Bengkulu Tengah Ajun Komisaris Besar Ary Baroto menghentikan proses hukum terhadap MS. Kasus itu diselesaikan dengan restorative justice. Setiap permasalahan tidak selalu diselesaikan dengan pemidanaan. Apalagi hanya karena iseng dan ikut-ikutan sebagaimana disampaikan oleh MS.

Akibatnya, karena sekolah SMA di Bengkulu Tengah tersebut dan lembaga pendidikan memiliki solidaritas terhadap Palestina, maka seluruh stake holders pendidikan di Bengkulu Tengah memutuskan untuk memberhentikan MA dari sekolahnya. Meskipun MS telah terbata-bata meminta maaf.

“Bentuk solidaritas seperti itu tidak ada untungnya bagi Palestina, akan tetapi sangat merugikan bagi anak kita sendiri. Nalar yang sangat menyedihkan,” pungkas Hendropriyono.

Sumber : facebook Ninoy Karundeng

- Advertisement -

Berita Terkini