Jokowi Jangan Ikut Kadrun Ributin Palestina Diam 4 WNI Dibantai Teroris MIT

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Jokowi diharapkan tidak terlarut dan ngeributin soal Palestina doang. Sementara empat orang WNI dibantai di Indonesia. Sampai saat ini pemerintah belum membuat pernyataan, terkait pembantaian di Poso yang dilakukan oleh Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Jokowi pun belum mengecam keras. KSP bersumpah aparat akan mengejar teroris MIT.

Peristiwa pembantaian oleh teroris Sigi 2020 kembali terulang. Lokasinya pun sama. Poso. Empat orang petani dibantai. Bukan kebetulan mereka adalah jemaat gereja Toraja dan umat Katolik. Pelakunya pun sama. Teroris terkait dengan ISIS. Kali ini yang bermain adalah teroris Mujahidin Indonesia Timur.

Hutan Poso adalah rumah paling ideal bagi teroris. Gerombolan teroris FPI pun memiliki home base di sana. Teroris FPI mendirikan sekolah di tengah hutan yang ajarannya adalah memersiapkan anak-anak untuk menjadi teroris. Sebuah video beredar adanya Desa Pembinaan Mualaf milik organisasi teroris FPI.

Di sana FPI menyediakan sarana pendidikan dan pengajar di desa Mualaf Hidayah Sadame. Kampung di tengah hutan belantara pegunungan Tojo, Kabupaten Tojo Una-Una. Lokasi ini hanya bias ditempuh dengan berjalan kaki selama 8-10 jam perjalanan.

Teroris FPI mencetak kaum radikal dan teroris di tempat tersembunyi ini. Pentolan organisasi teroris FPI Sulawesi Tengah Sugianto Kaimudin yang merintis pendidikan yang dilakukan oleh teroris FPI di tempat ini.

Buat apa membuat tempat pengajaran yang isinya cuma belajar agama. Di dinding tempat belajar tidak tampak foto Presiden Jokowi dan Ma’ruf Amin. Yang ada justru symbol-simbol tokoh kaum radikal. Pengajarnya pun mengenakan seragam teroris FPI.

Artinya, bahwa kaum radikal, teroris menggunakan FPI sebagai rumah bersama mereka. Untuk itu aparat keamanan, BIN, Densus 88, akan menindaklanjuti temuan ini. Organisasi teroris yang membangun kekuatan di hutan-hutan Sulawesi Tengah, seperti Poso, Tejo dan sekitarnya, menjadi ancaman serius bagi keamanan warga.

Tak mengherankan sejak 2015 pembantaian terhadap warga minoritas di Poso, Sulteng, terus berulang di 2020 di Poso. Kini terjadi lagi di sana. Sangat menyedihkan aksi teroris terus berulang.

MIT jelas merupakan bagian dari ISIS. Organisasi teroris FPI , dengan dihadiri oleh teroris ISIS-FPI Munarman, telah membaiat ratusan orang di Makassar. Sebagian besar yang dibaiat di Makassar berasal dari Poso, Makassar, dan wilayah Sulawesi. Mereka kini menyebar ke mana-mana. Termasuk tentu Poso.

Mereka inilah yang wajib diwaspadai selain para anggota teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) dan juga teroris FPI. Yang paling parah dan membahayakan adalah organisasi teroris FPI adalah rumah bagi semua kelompok teroris dari mulai JAD, JAT, MIT, ISIS.

Setahun lalu, setelah peristiwa Sigi, publik sangat berharap Presiden Jokowi bertindak tegas. Jokowi tidak boleh mengikuti gendering yang ditabuh oleh kaum kadal gurun alias kadrun. Kadrun seperti orang MUI mengencam teroris yang membantai 4 orang di Poso. Namun, saat bersamaan MUI menyentil Israel. Tidak fokus. Ragu dalam mengecam terorisme yang membantai jemaat gereja.

Kesedihan keluarga, jemaat, rakyat minoritas di Poso, di Tana Toraja, tak terperikan. Rasa takut, khawatir, was-was dan ngeri tentu meliputi hati yang menjadi kecut. Suasana kesedihan tak terperikan mengetahui kenyataan mereka digorok, disiksa, dan dipenggal kepala mereka. Kekejaman yang tak terperi. Hanya karena mereka berbeda keyakinan dengan para teroris MIT.

Sedangkan Presiden Jokowi bertindak tegas soal teroris KKB di Papua. Tak kurang Menkopolhukam membuat pernyataan keras. Terkait pembunuhan di Poso, Presiden Jokowi selayaknya mengeluarkan pernyataan dan kecaman terhadap teroris MIT.

Penulis: Ninoy Karundeng

- Advertisement -

Berita Terkini