Seide, KPK Bukan Milik Novel Baswedan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Setelah penyidik Novel Baswedan dan 74 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi dinon-aktifkan lantaran tak lulus tes wawasan kebangsaan, maka KPK di bawah Firli Bahuri harus membuktikan menjadi lebih baik.

KPK bukan milik Novel Baswedan, Bambang Wijayanto, Abraham Samad dan gengnya . Tanpa mereka lembaga anti rasuah ini harus lebih bersih dan lebih efektif. Koruptor koruptor yang kena OTT dan tangkapannya lebih berkualitas. Untuk mengembalikan citranya yang pernah moncer.

Harus diakui terjadi pembusukan di KPK beberapa tahun ini. Terungkap juga penguasa KPK melakukan cara cara kotor, antara lain, mengintimidasi hakim di pengadilan Tipikor untuk memvonis mereka yang sudah dijadikan terdakwa. Jadi para terdakwa yang jadi terpidana bukan oleh argumen hukum, melainkan aksi politik.

Kualitas penangkapan penyidik di KPK makin merosot, belakangan ini, lantaran ada dugaan operasi penangkapan targetnya “by order” tangan mafia politik. Elite politisi masa lalu. Sebab, koruptor level puluhan dan ratusan miliar di depan hidung KPK bebas melenggang, sedangkan yang di OTT level ratusan juta ke bawah.

Belum lagi merebaknya isu Talibanisme di lembaga ini.

MAKA pelengseran Novel Baswedan dkk, dari operasi lapangan KPK, menjadi momentum untuk bersih bersih.

Kabinet Jokowi tidak goyang meski dua menterinya dibui KPK. DPD dan DPR serta partai partai tetap bekerja meski anggotanya kena OTT KPK. Sejumlah wilayah, yang gubernur, bupati dan walikotanya ditangkap KPK juga tetap beroperasi seperti sebelumnya.

Karena itu pelengeseran dan penon-aktifan Novel Baswedan dan 74 kawannya tidak boleh menurunkan kinerja KPK, melainkan membangkitkannya.

Kecuali jika selama ini KPK memang sudah busuk dan tak ketulungan lagi. Sehingga bergantung dan terus didikte oleh Novel Baswedan dan 74 kawannya.

Saatnya Firli Bahuri melakukan pembuktian ! Dan mari kita sama sama menyaksikan kinerja KPK sesudah ini. *

Oleh : Supriyanto Martosuwito

- Advertisement -

Berita Terkini