Branding vs Brain FOG Terkait Bipang Ambawang

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Viral masalah Bipang Ambawang, makanan daerah Kalbar yang dipromosikan Jokowi sang presiden. Orang lupa Jokowi itu presiden RI yang punya rakyat 267 juta. Terdiri dari 700an suku dan budaya, beragam agama, ribuan jenis makanan, dst.

Terus apa salahnya kalau Jokowi mempromosikan kuliner khas makanan daerah. Terlepas ada kandungan babi atau yang haram lainnya menurut umat Islam emang salahnya dimana, kecuali Jokowi sambil makan Bipang, atau saksang kalau di Toba.

Jokowi itu bukan presidennya umat Islam, sama seperti menteri agama RI, beliau bukan menteri agama Islam, kebetulan saja karena Islam mayoritas, maka Menag nya selalu Islam, kalau tidak ntar ngamuk lagi.

Kembali ke posisi Jokowi sebagai presiden RI, dia punya hak untuk membranding semua produk Indonesia, dari mulai kuliner, sampai sawit dan nikel, dan termasuk infrastruktur. Kenapa harus di branding ya untuk jualan, dan produk kita di kenal dunia. Atau minimal saling kenal antar wilayah.

Makanan kita ribuan macam dan setiap daerah punya ke unggulan. Dari nasi Padang, soto Banjar, Madura, rawon, dst. Terus presidennya mempromosikan salah satu makanan khas daerah, lha orang Islamnya baper karena makanan itu mengandung babi yang haram bagi umat Islam.

Emang Jokowi ngajak buat buka puasa atau makan sahur pakai Bipang Ambawang. Semua kok mau dipakai standar agama Islam, terus agama lain suruh tidur, Ter- la – lu.

Indonesia adalah negara dengan pemeluk Islam terbesar didunia, 82%, dan 12,6% untuk populasi Islam didunia, jadi jelas ya ada 18% non Islam yang punya hak atas eksistensinya bahkan makanannya.

Bagimu agamamu, bagiku agamaku. Terus kok ngeyel semua harus pakai standar yang kita maui, termasuk selalu minta dihormati, sampai lupa kita yang justru selalu menyakiti. Apa ini citra agama yg agung, rahmatan Lil Alamin. Oh no.. terus Mendagnya mendadak dangdut, minta maaf, apa urusannya.

So, please mengertilah tentang branding, jangan jadi braining fog, walaupun mungkin lupa, kita jadi kelihatan tololisme.

Selamat berbuka dan saur dari makanan yang “sumbernya halal”, bukan hanya ujudnya saja yang kelihatan halal. Bisa keselek coy..

Oleh : Iyyas Subiakto

- Advertisement -

Berita Terkini