KPK Piaraan Siapa ? Terkait Lembaga Pemburu Harta BLBI

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Sudah lama kita geram kepada lembaga yang semula kita anggap bisa digdaya memberantas korupsi yang sudah merajalela sejak zaman orde baru, tapi akhirnya kita harus siap kecewa dan ini fakta.

Kegeraman yang pertama adalah begitu terang benderangnya bagaimana di depan mata bahwa banyak kejanggalan dalam APBD yang puluhan triliun menguap sia-sia, tapi KPK seolah buta, yang terakhir ada tanah hilang 70 Ha di cokot cuma suruhannya, padahal kita tau siapa germonya.

Belum lagi kita mingkem dari batin, jeder kasus Syamsul Nursalim dihentikan, dalam hitungan hari penggeledahan kasus penggelapan pajak di Kalimantan Selatan bocor, dan truk pembawa barang bukti bisa hilang, absurds. Dan luar biasa bejatnya.

Ketidakberesan di dalam KPK sulit kalau kita yang bicara, tapi begitu Pak Jokowi membentuk TPK semua terang benderang ada apa KPK, karena tidak ada satu orang KPK pun yang diajak masuk lembaga baru yang diketuai oleh Pak Mahfud MD itu.

Kita tau Pak Jokowi dari mulai insting, pandangan, penciuman, dalam mengendus siluman dia sangat paham. Pasti sudah lama dia perhatikan kerusakan di tubuh KPK, bayangkan dalam hitungan hari ada dua kehilangan besar di KPK, barang bukti 1,9 Kg emas dan barang bukti penggelapan pajak raib begitu saja.

Dari progress hilang yang mungkin memang dihilangkan sampai bagaimana mereka mengatur orang. Ini karena penyusup sudah masuk.

Siapa kira-kira yang ada dibelakang kerusakan KPK yang semula kita anggap bak dewa di tengah serangan Durna atas uang rakyat yang dikerat para pejabat jahat nan bejat.

Dari endusan beberapa pihak si kecil muka sembab itu masih bermain disana mengatur kelanjutan ketidak beresan disemua lini kepentingan.

Kini lengkaplah sudah kita punya banyak lembaga penegak hukum, tapi hukum kita tak pernah tegak, sebab petugasnya hanya lagak sekaligus merangkap jadi pemalak.

Ingat TPK itu bentukan Jokowi, kelahirannya seolah dijadikan tandingan KPK, sejatinya bukanlah soal tanding-tandingan, tapi lebih kepada ketidak beresan yang sudah merasuk ke sum-sum KPK. Sehingga pemerintah harus bersikap dan kita menambah daftar banyaknya penjahat di tengah pejabat.

Pertanyaannya, apa kita berani mengganti Jokowi ditengah kondisi seperti ini. Jadi marilah kita minta Jokowi nyambung lagi untuk yang ke 3x.

Oleh : Iyyas Subiakto

 

- Advertisement -

Berita Terkini