Hinakah Ulama, Muliakah Youtuber?

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Paradoks lagi. Kiranya sikap-sikap paradoksal ini tidak henti-hentinya dipertontonkan pejabat negara di negeri ini, terutama Yang Mulia Presiden Jokowi. Baru-baru hajatan pernikahan Aktris dan Youtuber dihadiri oleh petinggi negara, seperti Presiden Jokowi, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto juga Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Luarr biasa…!! Aktris dan youtuber tersebut mendapatkan perhatian lebih oleh para petinggi negara.

Di tengah-tengah Covid-19 ini ternyata hanya artis yang mendapatkan keistimewaan oleh negara untuk melangsungkan pernikahan. Padahal katanya kita masih dalam suasana Covid-19 ini. Kiranya hanya artis yang tidak diuber-uber oleh petugas ketika melanggar prokes. Kita kembali pada pernikahan Youtuber yang dihadiri Yang Mulia Presiden RI.

Pernikahan Aktris dan Youtuber tersebut mendapatkan sisi istimewa. Entah kenapa, dan apa pentingnya. Kita tentu bertanya-tanya. Sebegitu pentingkah pernikahan youtuber tersebut hingga harus dihadiri petinggi negara nomor satu di Republik ini, bahkan di tengah-tengah pandemi ini? Apa yang ingin dipertontonkan oleh Negara kepada Rakyatnya? Bahwa Negara mendukung dunia seni kreativitas hingga sang konten creator harus dihadiri pernikahannya.

Berbanding terbalik dengan Pernikahan HRS yang kemarin dilakukan. Jangan berbicara tentang Prokas Prokes. HRS juga mematuhi Prokes, bahkan bersedia membayar 50 juta sebagai kompensasi yang katanya beliau “melanggar prokes versi pemerintah”.

Bandingkan dengan pernikahan aktris dan youtuber tersebut, sangat aneh. Apa bedanya pernikahan anak HRS dan Pesta Besar Youtuber tersebut? Sama-sama mengumpulkan Massa. Bahkan jika melihat aktivitas, lebih bermanfaat Pernikahan anak HRS karena dibarengi Maulid Nabi Muhammad SAW, bukan sekedar pesta-pesta yang tidak jelas.

Apakah sebegitu Hinanyakah ulama dimata Negara? Dan apakah sebegitu mulianya Aktris dan Youtuber tersebut? Mari kita membayangkan, seandainya Presiden ikut hadir ke pernikahan anak HRS kemarin, dan ikut menghimbau masyarakat agar mematuhi prokes.

Ikut serta dalam iring-iringan rakyat yang mencintai ulamanya, pastinya tidak akan muncul sikap-sikap pertentangan rakyat terhadap tindakan Negara. Kini negara menunjukkan keberpihakannya, yaitu kepada “Sikaya” dan “Siterkenal”. Mana keberpihakan kepada Rakyat dan Ulama, its Nothing..

Kini sang ulama itu, ditangkap atas nama pelanggar Prokes, bahkan akan ada keputusan-keputusan dianggap mendukung terorisme. Cuma HRS lah satu-satunya yang dipenjara karena melanggar Prokes, belum ada satupun yang diperlakukan seperti beliau.

Kiranya keadilan adalah barang mahal di negeri ini, anda harus menjadi artis atau youtuber agar negara berpihak kepada anda. Uang dan ketenaran adalah satu hal yang membuat Negara mampu melayani anda, jika tidak.

Maka kita rakyat kecil hanya akan dianggap tukang buat onar, penyebar hoax dan Radikal. Sampai kapankah negara dan kaum kaya berselingkuh demi eksistensinya ? Entahlah..

Yang menghinakan Ulama dan Rakyat, adalah manusia yang hina. Yang memuliakan Ulama dan Rakyat adalah manusia mulia.

Teringat firman Allah dalam surah Al-Qasas Ayat 79-81, yang berbunyi :

“Maka keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, “Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar. Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, “Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar.

Maka Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam Bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri.”

Mereka yang hanya mampu memuliakan si kaya, maka tak akan bisa dianggap mulia. Karena Allah tidak memuliakan orang dari latar belakang hartanya, tetapi ketakwaannya.

Pemimpin yang hanya mampu memuliakan si kaya, maka tentu Allah tak akan memuliakan pemimpin tersebut.

Oleh : Januari Riki Efendi, S.Sos
Penulis adalah Founder Ruang Literasi

- Advertisement -

Berita Terkini