Said Aqil Siroj : NU Tidak Mentolerir Ekstrimisme, Radikalisme dan Terorisme

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), K.H. Said Aqil Siroj memperkenalkan organisasi Nahdlatul Ulama dalam dialog virtual bersama Duta Besar Negara Inggris dan Negara Italia pada Rabu lalu (6/1). Beliau menyampaikan bahwa Nahdlatul Ulama adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia, bahkan Asia, bahkan mungkin di dunia yang berprinsip tawasuth dan tasamuh, moderat dan toleran.

Sikap NU yang moderat dibuktikan utamanya pada Muktamar tahun 1936 di Banjarmasin, Kalsel dengan memutuskan Indonesia sebagai negara Darussalam, yaitu negara yang damai bukan negara Islam. Toleransi NU dibuktikan ketika pada awalnya sila pertama pancasila berbunyi “dengan berkewajiban menjalankan syariat islam bagi para pemeluknya” menuai banyak protes dari nonmuslim. Kemudian, K.H. Hasyim Asyari setuju untuk menghapus kalimat itu demi kepentingan persatuan negara.

“Maka, kami tidak mentolerir tindakan kekerasan, ekstrimisme, radikalisme, intoleran, kami tidak mentolerir apalagi terorisme, bahkan kami menganggap itu semua adalah musuh kita bersama,” tegas beliau.

NU juga menolak liberalisme karena negara harus memiliki nilai dan norma. Oleh karenanya, NU tegas sekali menyikapi komunisme ketika melakukan pemberontakan di Indonesia.

NU mendukung pemerintah untuk membubarkan Partai Komunis. NU juga tidak pernah arogan dan mendzolimi yang minoritas suku, agama, dan kelompok. NU melindungi setiap warga agar memiliki hak dan kewajiban yang sama.

NU juga mementingkan keselamatan lingkungan dengan berpartisipasi menjaga kebersihan lingkungan sesuai dengan Firman Allah SWT, “Jangan kamu sekali kali mengotori merusak tatanan ekosistem bumi setelah Allah menciptakan bumi dengan baik.”

Kiai Said juga menjelaskan bahwa NU memiliki Lembaga Bencana Alam. Lembaga ini telah melakukan agenda untuk menyikapi brown iklim dan lingkungan, yaitu melalui pengelolaan sampah dan limbah, konservasi energi terbarukan, penyediaan ruang terbuka hijau, konservasi kawasan pantai, dan perlindungan hutan tropis. NU juga aktif di GPAP untuk pengurangan sampah plastik di laut.

Terakhir, Kiai Said menjelaskan bahwa NU sebagai Organisasi Masyarakat (Ormas) berkomitmen untuk memperkuat kerjasama di bidang kemanusiaan. NU menjauhkan diri dari kepentingan politik dan lebih menekankan program kemanusiaan dan kemasyarakatan untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia yang damai dan aman.

Nahdlatul Ulama (NU) bercita-cita untuk memperkuatkan persaudaraan sesama umat islam, memperkuat persaudaraan sebangsa dan setanah air, memperkuat persaudaraan lintas agama lintas budaya, dan membangun persaudaraan sesama umat manusia.

Sumber : dakwahnu.id

- Advertisement -

Berita Terkini