Hina AM Hendropriyono, Natalius Pigai Ingin Jadi Veronica Koman Baru

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Penghinaan Natalius Pigai terhadap Jenderal TNI (Purn.) AM Hendropriyono tentu menyentak publik. Termasuk saya. Namun, hebatnya Hendropriyono, Natalius Pigai malah diberi nasihat. Tidak marah sama sekali. Yang marah publik tentu.

Pigai sudah keterlaluan. Kebablasan. Penghinaan terhadap Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara dan Sekolah Tinggi Hukum Militer tidak dapat diterima. Karena AM Hendropriyono adalah sosok yang berani tampil perang di medan tempur, akademis alias pemikir, mantan Kepala BIN, dan prajurit. Tentara.

Pigai tidak tahu bahwa sekali. Bahwa sekali menjadi prajurit, maka akan menjadi prajurit. Terus berjuang demi negara sampai ajal menjemput. Bukan seperti Pigai yang oportunis, dan hanya memanfaatkan seuprit informasi untuk dijadikan alat tekan, bargaining position kuno. Maka dia paling banyak aktif di LSM. Tabiat yang cocok buat Pigai.

Natalius Pigai adalah orang yang sangat cerdas. Dia adalah Putra Papua, Putra Indonesia yang sangat brilian. Namun dia tidak memiliki syarat lengkap. Dia tidak berbudaya, tidak mencintai budaya Papua yang egaliter, ramah, dan beradat.

Pada kurun waktu belajar, Natalius Pigai dipaparkan suatu grand design gambaran tentang keadaan Negara, Bangsa, Politik. Natalius Pigai kerjaannya cuma keluar masuk LSM, mengedarkan kliping koran zaman jadul, kini menyertakan link kegiatan seremonial: menghujat dan memusuhi negara.

Kaget melihat dunia baru. Masa kejayaan Pigai tahun 1999-2004 ketika dia jadi staff khusus Menaker. Lalu diberi hadiah oleh SBY menjadi anggota Komnas HAM, 2012-2017. Pada masa itu dia berlaku normal, waras, dan damai, seperti kebanyakan orang Papua.

Dengan pengalaman sebagai orang LSM, strategi Pigai kalau perlu memusuhi negara, pemerintah, dan bergabung dengan kalangan kadrun dan oposisi, bahkan mendukung teroris FPI dia jalani. Untuk menunjukkan dirinya penting, eksis masih ada.

Pigai akan berbicara seenaknya. Tanpa batas. Karena Pigai paham tentang dirinya, Papua. Jika disentil, maka dia akan berteriak seperti Veronica Koman. Bisa menjual Papua, menjual Negara. Tabiat buruk model LSM yang juga bukan tipikal orang Papua.

Oleh karena itu, terkait para bohir, cukong, politikus dan orang-orang yang terlibat pembiayaan teroris FPI, AM Hendropriyono memeringatkan dengan jelas. Agar ditindaklanjuti. Bagi Pigai peringatan Hendropriyono ini bagaikan petir di siang bolong. Instink LSM-nya, tabiatnya yang dekat dengan SBY, dia adalah kaki tangan SBY.

Pigai buta sama sekali terkait kedekatan AM Hendropriyono dengan semua presiden di NKRI ini. Termasuk Bung Karno dan Soeharto dan SBY, apalagi Mbak Mega. Pigai pikir karena dia dekat dengan SBY lalu serta-merta bisa menghina mewakili SBY.

Pigai tak paham. Sekali menjadi anggota BIN beneran, kontrak mati. Tidak ada istilah mantan intelijen. Mantan intelijen ya kelas kacung. Nah, AM Hendropriyono ini mantan Kepala BIN.
Maka ketika dengan seenaknya Pigai menanyakan kapasitas AM Hendropriyono membuat pernyataan, itu menunjukkan kerdilnya otak koplak kadrun Natalius Pigai. Kita yakin dengan disentil sedikit saja, manusia seperti Natalius Pigai ini akan langsung hengkang kalang kabut ke Negeri Kanguru, menyusul Veronica Koman.

Biarkan dia membangun ilusi dan mimpi. Namun, jangan pernah menghina seorang Jenderal TNI yang telah berbuat banyak untuk bangsa dan negara. Dengan mengorbankan nyawa. Dan sampai kini darah prajurit masih mengalir deras. Itu diwujudkan lewat pemikiran-pemikiran brilian AM Hendropriyono. Bukan asal jeplak ngomong seperti Natalius Pigai.

Oleh : Ninoy Karundeng

- Advertisement -

Berita Terkini