Gus Baha: Agama Itu Dimulai dari Kesenangan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Islam sebagai agama tidak pernah membuat penganutnya merasakan penderitaan. Agama sudah memberi jalan dan ruang yang penuh dengan keceriaan, kenikmatan, ketenangan, bahkan ‘kepuasan’.

Tidak heran jika Gus Baha’ menyampaikan bahwa “Agama itu dimulai dari kesenangan, happy, farah kalau dalam bahasa Arab” Karena Agama sendiri adalah jalan dan ruang yang indah penuh kedamaian. Lebih tegas Gus Baha menghaturkan sebuah ayat,

قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)

Siapa yang tidak menginginkan anuegrah dan berharap rahmat Allah? Siapapun pasti menunggu ini semua. Karena ketika seorang hamba mendapatkan anugerah dan merasakan rahmat Allah, dia akan mendapatkan kenikmatan yang tiada tara. Apalagi sampai larut dalam kesenangan kepada Allah dan Rasul-Nya. Sungguh tidak ada apapun yang bisa menandinginya.

Andaikan senang itu bisa ditakar, orang yang sedang tahajjud, menangisi dosanya. Itu senangnya jika dibandingkan dengan orang yang sedang dugem, mesti kalah, mesti senengan sedang tahajjud. Karena orang-orang maksiat itu sebenarnya orang-orang yang susah

Sementara orang yang tahajjud senengnya sangat terasa dan terus diingat. Semisal tadi malam bagaimana menangisi dosa, menangisi nasib. Kemudian menjadi tenang karena kembali ingat kepada Allah dan Rasul. Itu luar biasa senangnya

Alhasil, kunci mendapatkan kesenangan beribadah adalah dimulai dengan rasa senang. Jika sudah dimulai dengan kesenangan, ibadah pun menjadi nyaman dilaksanakan. Kemudian berbuah menjadi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Inilah yang dilakukan oleh para ulama kita.

Karena para ulama sangat mengerti bahwa agama itu adalah jalan kesenangan, maka memulainya harus dengan rasa senang sehingga merasakan manisnya beribadah.

Diadaptasi dari Tausyiah Gus Baha.

Sumber : dakwahnu.id telah terbit September 4, 2020

- Advertisement -

Berita Terkini