Begini Usul Wasekjend PBNU Soal Naskah Khutbah Jum’at Kemenag

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai Masduki Baidlowi mengatakan, proses penyusunan materi khutbah Jumat hendaknya melibatkan berbagai pilar Islam moderat di Indonesia, semisal PBNU, Muhammadiyah, Dewan Masjid, ataupun ormas lainnya.

Sebagai informasi, Ditjen Bimas Islam menggelar Focus Group Discussion (FGD) membahas Persiapan Penyusunan Naskah Khutbah Jum’at. FGD ini dihadiri puluhan peserta dari berbagai ormas keagamaan Islam, para ulama, akademisi dan aktivis masjid.

FGD digelar dengan protokol kesehatan yang ketat. Para peserta diwajibkan rapid test, memakai masker, dan menjaga jarak demi memutus mata rantai persebaran Covid-19 selama gelaran yang berlangsung lima hari 23-27 November 2020.

“Saya kira enggak apa-apa bagus saja, libatkan Muhammadiyah dan NU dan semuanya untuk membikin itu dan yang penting bukan paksaan, tetapi pilihan,” ujar Kiai Masduki kepada Media MNC, Selasa (24/11/2020) malam.

PBNU, kata kiai Masduki memastikan tidak menolak rencana penyiapan naskah khutbah Jum’at yang dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag). Dengan syarat, naskah tersebut sifatnya pilihan, bukan sebagai kewajiban.

Menurut Kiai Masduki, selama materi khutbah tersebut disiapkan sebagai pilihan untuk memperkaya khazanah keislaman itu tidak masalah. Namun hal tersebut bisa menjadi masalah jika sifatnya paksaan. Karenanya, PBNU memastikan tidak menolak program Kemenag itu.

“Enggak ada penolakan, saya kira sarannya libatkan Muhammadiyah, PBNU dan pilar-pilar Islam moderat di Indonesia supaya kita makin kaya maknanya, kedalamannya dan dan kita bisa dikenal sebagai pusat Islam moderat dunia,” jelasnya.

Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin saat membuka mengatakan, materi khutbah Jumat akan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Karenanya, Kemenag akan melibatkan para ulama dan akademisi yang pakar pada bidangnya. Menurutnya, pelibatan ulama, praktisi, dan akademisi penting untuk menghasilkan naskah khutbah Jumat yang berkualitas dan relevan dengan dinamika sosial.

Ia menyatakan penyusunan naskah khutbah bertujuan meningkatkan kualitas literasi agama yang mencerahkan umat. Selain itu, penyusunan ini juga untuk mengkapitalisasi potensi pencerahan materi Khutbah Jumat agar bermanfaat bagi umat.

“Masjid itu ibarat pesantren raksasa. Jumlah orang yang hadir salat di masjid setiap Jumat di Indonesia bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta. Dan mereka mendengar khutbah jumat di mesjid,” kata Kamaruddin Amin, Senin (23/11).

“Jadi kalau ini tidak dimanfaatkan secara maksimal sayang sekali. Ini media strategis dan powerful yang mampu mencerahkan umat,” sambungnya.

Ada sejumlah tema yang akan disusun, antara lain; akhlak, pendidikan, globalisasi, zakat, wakaf, ekonomi syariah, dan masalah generasi milenial.

“Kami akan menyiapkan naskah berkualitas dan bermutu dengan tim penulis ahli di bidangnya. Naskah yang disusun bisa dijadikan alternatif. Tidak ada kewajiban setiap masjid dan penceramah untuk menggunakan naskah khutbah Jumat yang diterbitkan Kemenag,” terangnya.

Menurut Kamaruddin Amin, dinamika sosial keagamaan di Indonesia cukup intens dan mengalami perubahan serta perkembangan yang sangat cepat. Agama sebagai tuntunan, lanjut Kamaruddin Amin, harus terus memberikan pencerahan dan berkontribusi dalam merespon pelbagai persoalan yang terjadi.

“Kita ingin agama turut memberikan perspektif terhadap persoalan keumatan dan kebangsaan, dan konten naskah khutbah harus aktual dan responsif terhadap dinamika yang terjadi di masyarakat. Kualitas konten khutbah yang ada sekarang di sebagian tempat sudah bagus, namun di sebagian yang lain masih perlu ditingkatkan,” tandasnya. (ahn)

Sumber : dakwahnu.id telah terbit November 25, 2020

- Advertisement -

Berita Terkini