Satgas NU, Minta Anak Muda Ikut Terlibat Sosialisasikan Pencegahan COVID-19

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Satuan Tugas (Satgas) NU Peduli COVID-19 meminta kelompok usia muda ikut terlibat sosialisasikan pencegahan COVID-19 kepada masyarakat.

Sebab, anak muda menjadi klaster baru yang banyak terpapar Corona. Karenanya penting sekali keterlibatan mereka untuk memutus mata rantai COVID-19.

Ketua Satgas NU COVID-19 dr Muhammad Makky Zamzami menuturkan, sosialisasi oleh dan untuk kelompok usia muda harus diperkuat. Tidak ada yang kebal dari COVID-19 termasuk anak muda.

Dia menegaskan, COVID-19 benar adanya dan bisa hinggap kepada mereka yang memiliki imun tubuh lemah.

“Diantara pengidap COVID-19 itu usia-usia produktif, makanya keterlibatan anak muda harus ada untuk melakukan pencegahan COVID-19,” kata dr Makky saat mengisi kegiatan Satgas NU COVID-19 Jakarta Barat yang digelar secara virtual, Kamis (5/11).

Ia mengungkapkan, hal paling sederhana yang bisa didorong anak muda adalah kemauan masyarakat menggunakan masker. Masker, katanya, saat ini menjadi senjata paling ampuh untuk menjaga tubuh kita dari paparan virus.

“Masker itu 60 persen melindungi kita, apalagi masker yang dianjurkan WHO, yang tiga lapis itu,” tuturnya.

Mencegah agar tidak terpapar COVID-19, ucap dr Makky, sangat murah dan sederhana. Hanya dengan menggunakan masker, seseorang dapat melindungi dirinya dan orang lain sehingga terbebas dari Corona.

Namun sayangnya tingkat kepatuhan masyarakat untuk menggunakan masih rendah, sehingga penyebaran COVID-19 sulit dibendung.

Apa yang disampaikan dr Makky ini sejalan dengan pernyataan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto.

Menurut dia, selama ini ketidakdisiplinan masyarakat untuk menggunakan masker menjadi salah satu faktor penyumbang terbesar kasus penularan COVID-19. Belum lagi pemilihan masker yang tidak nyaman saat dipakai membuat orang tidak disiplin menggunakan masker dengan benar. Hal tersebut akhirnya membuat kasus penularan COVID-19 di Indonesia masih tetap tinggi.

“Kita secara signifikan melihat pada kasus dengan penularan yang tinggi ditandai dengan kesadaran menggunakan masker yang rendah,” kata dia.

Sumber : NU Online

- Advertisement -

Berita Terkini