Kantor Gubernur Jatim Digeruduk, Ribuan Buruh Minta Khofifah Keluar

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.CO, Surabaya – Ribuah buruh dari berbagai elemen dan serikat pekerja di Jawa Timur kembali menggelar aksi tolak Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja.

Mereka memusatkan aksi di depan Kantor Gubernur Jatim, Jalan Pahlawan, Surabaya, Selasa (27/10).

Ribuan buruh bakal tetap bertahan di lokasi aksi sebelum ditemui oleh Khofifah. Para buruh ingin tuntutannya dijawab langsung oleh orang nomor satu di Jatim tersebut.

“Kami minta Bu Khofifah menemui kami. Kami sudah jauh-jauh, temuilah kami. Bu Khofifah, kami rakyatmu,” kata salah satu orator, Selasa (27/10).

Namun, permintaan buruh tak dihiraukan Khofifah. Khofifah saat ini sedang tak berada di kantornya. Ia disebut sedang menghadiri acara di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.

Para buruh sempat menyindir mantan menteri sosial tersebut. Mereka menyebut Khofifah ingin menemui mereka, namun ternyata hanya prank belaka.

“Ternyata Bu Gubernur kami bukan seperti Presiden Zimbabwe, beliau mau menerima kami. Tapi prank itu, prank, kita kena prank,” ujar orator.

Sejumlah perwakilan buruh sebenarnya sudah diterima dan menggelar mediasi dengan jajaran Pemprov Jatim, yang diwakili Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Himawan Estu Bagijo.

Tak hanya itu, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jatim, Heru Tjahyono juga sempat berusaha menemui ribuan buruh, namun massa menolaknya.

“Mboke, mboke, mboke (Ibu Khofifah, Ibu Khofifah, Ibu Khofifah). Kami tidak mau mendengar kalau bukan Bu Gubernur,” ujarnya.

Omnibus Law Tak Berlaku di Jatim

Sementara, salah satu orator lainnya mengatakan bahwa para buruh menyatakan mosi tidak percaya kepada pemerintah. Mereka pun menolak pemberlakuan Omnibus Law UU Ciptaker di Jatim.

“Omnibus Law tidak berlaku di Jatim,” kata orator.

Orator tersebut mengatakan bahwa Jatim adalah salah satu daerah di Indonesia yang memegang peranan penting. Provinsi ini kata dia adalah provinsi yang berpengaruh.

“Jangan lupakan sejarah, bahwa Republik Indonesia dibentuk tidak lepas dari perjuangan arek-arek Jatim,” ujarnya.

Para buruh juga meminta Khofifah menaikkan upah minimum provinsi (UMP) 2021 sebesar Rp600 ribu dari sebelumnya sejumlah Rp2,5 juta. Mereka meminta agar Khofifah tak lupa dengan janji kampanye yang ingin menyejahterakan warganya.

“Ibu Khofifah, hari ini buruh Jatim sepakat dan kami minta ibu juga sepakat, tetapkan besaran UMK hari ini, sebagai bukti apa yang ibu janjikan adalah benar,” ujarnya.

Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, hingga pukul 17.30 WIB ribuan buruh tetap bertahan di depan Kantor Gubernur. Mereka bersalawat dan salat berjamaah.

Saat dikonfirmasi, soal apakah Khofifah bakal menemui massa buruh atau tidak, Sekdaprov Heru enggan memberikan jawaban.

“Nanti ya, nanti ya,” ujarnya.

Ribuan buruh yang mendatangi kantor gubernur itu berasal dari sejumlah konfederasi, seperti KSPSI, KSPI, KSBSI, FSP LEM SPSI, FSP KEP SPSI, FSP RTMM SPSI, FSP KAHUT SPSI, FSP KEP KSPI.

Lalu FSPMI KSPI, FSP PPMI KSPI, FSP FARKES Rev. KSPI, FSP KAHUTINDO, FSP PRODUKTIVA, SPN, SARBUMUSI dan FSP FARKES SPSI.

Sumber : CNNIndonesia.com

- Advertisement -

Berita Terkini