TNI Angkatan Darat, Terima Paparan dari Ikatan Dokter Indonesia dan Ikatan Apoteker Indonesia⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Jenderal TNI Andika Perkasa selaku Kepala Staf Angkatan Darat menerima pemaparan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) terkait pengajuan kerja sama penanganan COVID-19 di Indonesia. Pada pertemuan tersebut juga dihadiri oleh pihak Badan Intelejen Negara, Polri dan Universitas Airlangga.⁣⁣⁣⁣⁣
⁣⁣⁣⁣⁣
Ikatan Dokter Indonesia akan melakukan riset penelitian pemberian obat pengencer darah kepada pasien COVID-19. Kebanyakan dari pasien COVID-19 yang meninggal dunia dikarenakan penyumbatan pada organ vital, terutama paru-paru.⁣⁣⁣⁣⁣
⁣⁣⁣⁣⁣
“Pasien yang meninggal karena COVID-19 kalau dilakukan autopsi ternyata di paru-paru tersumbat bekuan darah, dan mengapa paling banyak di paru-paru karena reseptor masuknya Covid-19 itu lebih banyak di paru-paru,” ujar dr. Prasetyo.⁣⁣⁣⁣⁣
⁣⁣⁣⁣⁣
Jika dilakukan penelitian ini maka akan diberikan obat Heparin kepada pasien dengan gangguan pembekuan darah dan positif COVID-19, lalu dilakukan pemantauan setiap 2 hari sekali selama 14 hari.

“Populasi penelitian adalah populasi pasien-pasien yang dirawat di RS milik TNI AD periode bulan September – Oktober, pasien bisa yang sudah terkonfirmasi COVID-19 atau yang menunggu hasil Swab PCR,” ungkap Pihak IDI.⁣⁣⁣⁣⁣
⁣⁣⁣⁣⁣
Selain itu Jenderal TNI Andika Perkasa juga menerima penjelasan dari Ikatan Apoteker Indonesia tentang pengajuan kerja sama. untuk bidang pendidikan akan dilakukan pengembangan profesi apoteker spesialis radio farmasi untuk mendukung pengembangan instalasi kedokteran nuklir RSPAD, lalu pengembangan konsentrasi farmasi militer yang dikhususkan dari fakultas farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani.⁣⁣⁣⁣⁣
⁣⁣⁣⁣⁣
Untuk riset uji klinis akan ada dua pertama uji klinis terhadap kina yang sudah ada pada proses akhir yaitu ethical clearance di Litbangkes Kemenkes dan juga sudah mendapatkan izin dari PPUK dari BPOM, sedangkan untuk uji klinis Herbal Imunomodulator masih dalam proses melengkapi beberapa dokumen kembali.⁣⁣⁣⁣⁣
⁣⁣⁣⁣⁣
“Jika pengembangan mobile laboratorium PCR dipicu kejadian di Secapa kerena banyak sekali sejawat TNI dan Polri yang berhadapan dengan masyarakat tanpa APD. Sehingga konsep pengendalian pandemi untuk para anggota melalui biosurveillance yang kuat maka yang kita kembangkan adalah sistem mobile lab untuk test, trace and treatment,” ungkap Keri.⁣⁣⁣⁣⁣
⁣⁣⁣⁣⁣
Kerja sama ini harus segera mendapat tindak lanjut, karena ini merupakan solusi alternatif yang bisa dilakukan dalam penanganan pandemi COVID-19. Berita Jakarta, red⁣⁣⁣⁣⁣

- Advertisement -

Berita Terkini