Arahan Terbaru Jokowi ke Gubernur Terkait Penanganan COVID-19

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pengarahan kepada para gubernur menghadapi pandemi virus Corona dan pemulihan ekonomi nasional. Arahan ini dimaksud untuk menyamakan frekuensi dan langkah efektif dalam menangani COVID.

“Ratas hari ini secara khusus saya kembali mengundang Bapak Ibu para Gubernur untuk menyamakan frekuensi, agar gerak kita mulai dari pemerintah pusat, para menteri, para gubernur dan tentu saja para bupati dan wali kota, bahkan sampai kepala desa, betul-betul sebuah langkah yang cepat pergerakan yang semakin efektif itu yang kita harapkan,” ujar Jokowi dalam ratas melalui virtual, yang disiarkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (1/9/2020).

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengungkapkan terkait vaksin COVID-19. Dia menyebut telah mendapatkan komitmen untuk menerima 20-30 juta vaksin di akhir tahun ini.

Berikut arahan terbaru Jokowi ke gubernur untuk kendalikan Corona:

Lihat Angka Corona, Waspadai Tren Negara Lain

Jokowi meminta para gubernur mencermati angka kasus Corona di wilayah masing-masing. Jokowi mengingatkan bahwa kasus Corona kembali mengalami lonjakan di negara lain.

“Saya ingin dan ingatkan agar para gubernur melihat data dan angka-angka pergerakan kasus COVID di wilayah masing-masing. Hati-hati, saat ini berbagai negara kembali menjadi tren, terjadi tren peningkatan kasus positif, baik di negara Eropa maupun di kawasan Asia,” ujar Jokowi.

Corona di Indonesia Terkendali, Harus Dijaga

Jokowi menilai kasus Corona di Indonesia masih terkendali dibandingkan dengan negara lain.

“Hati-hati saat ini berbagai negara kembali menjadi tren, terjadi tren peningkatan kasus positif, baik di negara Eropa dan kawasan Asia. Oleh sebab itu, kita harus hati-hati, hati-hati di negara kita walaupun ada peningkatan kasus positif di daerah. Tetapi kalau dibandingkan dengan negara-negara lain posisi Indonesia masih relatif terkendali, dan ini yang harus kita jaga, bahwa pengendalian manajemen untuk COVID betul-betul masih pada posisi terkendali,” ujar Jokowi di acara ‘Pengarahan Presiden RI Kepada Para Gubernur’ di Istana Bogor, Selasa (1/9/2020).

Jokowi kemudian memaparkan data kasus Corona per 31 Agustus yang diterima dari Satgas COVID-19. Jokowi mengungkapkan angka kasus kesembuhan di Indonesia meningkat, dia membandingkan kasus kesembuhan di April dan Agustus.

“Data yang saya terima 31 Agustus kemarin, jumlah kasus positif di negara kita 175 ribu, dari 2,23 juta tes yang telah kita lakukan. Dan Alhamdulillah tingkat kesembuhan case recovery rate juga makin meningkat dari dulu, kita ingat di bulan April itu 15 persen, kemudian sekarang di bulan Agustus itu 72,1 persen. Jadi ada pergerakan yang lebih baik, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata dunia yang 69 persen,” katanya.

“Tetapi untuk kasus meninggal, ini hati-hati untuk case fatality rate di Indonesia meskipun mengalami penurunan dari 7,83 di bulan April menjadi 4,2 di bulan ini, kita masih punya PR besar untuk menurunkan lagi karena angka fatality rate di negara kita masih lebih tinggi dibandingkan dengan fatality rate global yang berada di angkat 3,36 persen. Ini pekerjaan besar kita,” ucapnya.

Kasus aktif Corona atau kasus yang masih dalam perawatan juga menurun dari 77 persen di bulan April menjadi 23,7 persen di Agustus, menurut Jokowi angka kasus aktif di Indonesia masih lebih baik dari rata-rata dunia yakni sebesar 27 persen. Sementara, untuk kasus meninggal juga mengalami penurunan dari 7,83 di April menjadi 4,2 persen di Agustus.

Jokowi juga bersyukur kasus sembuh Corona kemarin ada 129.959. Jokowi bersyukur kasus kesembuhan Corona bisa ditingkatkan. Sedangkan kasus aktif bisa ditekan.”Sekali lagi kita harus waspadai betul sehingga kita tidak kehilangan kendali dalam penanganan penyebaran COVID,” imbuhnya.

“Kemudian juga ini perkembangan kasus harian pada 31 Agustus, jumlah kasus aktif masih 41.420 atau 23,7 persen, kemudian penambahan kasus positif per hari kemarin 2.743. Dan ini yang kita patut bersyukur, bahwa kasus sembuh sudah 72,1 persen atau 125.959, dan jumlah kasus meninggal 7.417 atau 4,2 persen,” jelasnya.

“Positivity rate kita di 31 Agustus yang dulu berada di atas, kemudian melandai tetapi apapun ini harus kita tekan terus, agar lebih baik,” tegasnya di depan kepala daerah se-Indonesia.

RI Dapat Komitmen Vaksin ‘Jadi’ Akhir 2021

Jokowi pun menyampaikan kabar gembira. Jokowi mengungkapkan Indonesia mendapatkan komitmen vaksin virus Coroba sebanyak 20-30 juta dalam bentuk barang jadi pada akhir 2020.

“Saya ingin menyampaikan upaya kita dalam percepatan pengujian dan pengadaan vaksin. Untuk jangka pendek kita berebutan, berlomba-lomba dengan negara lain dalam mendapatkan akses vaksin secepat-cepatnya,” kata Jokowi.

“Alhamdulillah kita sudah mendapatkan komitmen 20 sampai 30 juta vaksin di akhir tahun 2020 ini dalam bentuk barang jadi,” imbuhnya.

Jokowi mengatakan Indonesia juga akan mendapatkan komitmen vaksin sekitar 290 juta. Total vaksin itu akan didapatkan hingga akhir 2021.

Kepada kepala daerah, Jokowi meminta agar senantiasa fokus menangani kasus Corona. Jokowi ingin memastikan masyarakat aman sebelum vaksin tersedia secara menyeluruh.

Vaksin Merah Putih Diproduksi 2021

Jokowi yakin vaksin Merah Putih buatan Indonesia bisa mulai diproduksi pada pertengahan 2021.

“Pada saat yang bersamaan, kita juga mengembangkan vaksin strain Indonesia yang kita namakan vaksin Merah Putih,” kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada para gubernur secara virtual di Istana Bogor, Selasa (1/9/2020).

Jokowi mengatakan vaksin Merah Putih sedang disiapkan oleh konsorsium. Konsorsium itu terdiri dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman serta sederet perguruan tinggi dan lembaga penelitian.

“Saat ini vaksin Merah Putih dalam tahap pembuatan benih vaksin dan prosesnya sudah sekitar 30-40%. Uji klinis awal tahun depan,” ucapnya.Jokowi

“Insyaallah siap produksi pertengahan 2021,” sambung Jokowi.

Jangan Sampai Masyarakat Kembali Diliputi Rasa Tidak Aman

Jokowi juga meminta agar para gubernur memainkan gas dan rem dengan seimbang.

“Saya minta sekali lagi untuk para gubernur memainkan gas rem ini dengan seimbang, dengan takaran takaran sesuai dengan data-data yang dimiliki,” kata Jokowi.

Jokowi mengatakan bila angka kematian tidak bisa diturunkan dan angka kesembuhan tidak dapat dinaikan. Maka, akan terus menimbulkan ketidak pastian di masyarakat.

Ketidakpastian ini, menurutnya, akan menimbulkan rasa tidak aman di masyarakat. Sehingga diharapkan pemerintah dapat menjaga masyarakat dari rasa tidak aman.

“Ini yang kita semuanya harus tahu, yang akan membuat masyarakat kembali diliputi rasa tidak aman,” kata Jokowi.

Turunkan Angka Kematian Akibat Corona

Jokowi mengingatkan masih ada pekerjaan rumah (PR) bagi Indonesia menurunkan angka kematian akibat Corona.

“Alhamdulillah tingkat kesembuhan (case recovery rate) juga makin meningkat. Dari dulu kita ingat di bulan April itu 15% kemudian sekarang di bulan Agustus itu 72,1%. Jadi ada pergerakan yang lebih baik, lebih tinggi dari pada rata-rata dunia yang 69%,” ujar Jokowi.

Meski angka kesembuhan mengalami peningkatan, Jokowi juga menyoroti angka kematian yang besarnya masih berada di atas rata-rata dunia. Hanya, dibanding pada awal pandemi, angka kematian Corona di Indonesia juga sudah mengalami penurunan.

Jokowi memaparkan data-data melalui grafik yang ditampilkan di hadapan para gubernur. Ia bersyukur karena kasus kesembuhan sudah mengalami peningkatan.

Dalam kesempatan itu, Jokowi menyoroti kasus-kasus Corona yang masih tinggi di sejumlah provinsi. Jokowi meminta para gubernur yang wilayahnya masih berada di zona merah menekan laju penambahan kasus Corona.

“Marilah kita lihat baik jumlah kasus, jumlah yang sembuh, dan yang meninggal semua angkanya, datanya kita miliki harian. Jadi hati-hati untuk yang angkanya masih tinggi, saya minta gubernur untuk betul-betul bekerja keras dengan gugus tugas yang ada agar bisa ditekan angkanya,” sebutnya.

Jokowi meminta gubernur aktif berkomunikasi dengan pemerintah pusat. Bila ada yang perlu ditangani pemerintah pusat, gubernur diminta tak segan memberi tahu.

Pemakaian Masker Kunci Sebelum Vaksin

Jokowi mengatakan pemakaian masker menjadi kunci sebelum vaksinasi diberikan kepada masyarakat.

“Karena itu, sekali lagi, saya ingin para gubernur, yang berkaitan dengan jaga jarak, cuci tangan, tidak berkerumun, tidak berdesakan, ini harus diulang-ulang terus,” kata Jokowi.

Jokowi menyoroti soal pemakaian masker. Menurutnya, pemakaian masker harus terus diingatkan kepada masyarakat.

“Terutama yang berkaitan dengan dengan pemakaian masker. Ini harus disampaikan terus-menerus,” ujar Jokowi.

Oleh sebab itu, pemakaian masker menurut Jokowi adalah kunci sebelum vaksinasi. Namun, juga perlu dibarengi pengawasan dan sanksi di lapangan.

Sumber : detik.com

- Advertisement -

Berita Terkini