Novelis Sebut Anies Baswedan Terlalu Banyak Silat Lidah

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Penulis Novel ‘Gadis Pembangkang’, Muhammad Mualimin menyebut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terlalu sibuk bersilat lidah sehingga lupa bekerja untuk masyarakat. Sebagai pemimpin, kata Mualimin, harusnya lebih banyak mencipta kebijakan yang berdampak nyata pada masyarakat ketimbang celoteh yang berputar-putar di lidah belaka.

‘’Anies itu bebal. Ketika dikritik, bukannya memperbaiki kebijakan, malah sibuk cari pembelaan yang tak penting. Situasi genting begini masyarakat butuh kebijakan yang nyata, bukan silat lidah bak semprul pelawak,’’ kata Mualimin kepada Mudanews.com, Sabtu, 1 Agustus 2020.

Wakil Sekretaris BPL PB HMI itu mencurigai, pikiran Anies Baswedan terjebak di angan-angan tahun 2024. Sehingga sulit merealisasikan kebijakan yang berguna bagi masyarakat. Mantan Ketua Umum BPL HMI Cabang Jakarta Selatan ini menduga, Gubernur Anies lebih peduli pada citranya untuk menyongsong Pilpres 4 tahun mendatang ketimbang kesehatan penduduk. Hal itu membuat Anies terkesan populis tapi malah mencelakai warganya sendiri.

‘’Di gang-gang pemukiman padat Jakarta, saya kira 80 persen warga tak mematuhi protokol kesehatan. Jakarta ini kan sempit. Dekat sekali dengan pusat kekuasaan. Apa susahnya mengontrol kota seciut ini? Harusnya Anies berani tegas dengan menggelar patroli hingga ke pemukiman. Kalau warga melawan ditertibkan, pidanakan saja. Jangan takut tak populer. Kalau begini terus, mau kapan angka korban Covid-19 turun?,’’ bebernya.

Alumnus Pascasarjana Hukum Universitas Nasional itu menjelaskan, seorang pemimpin tak harus selalu menyenangkan konstituten. Terlebih di negara demokrasi. Namun, kata Mualimin, apa yang diucapkan Gubernur harus dilaksanakan. Terlebih janji itu telah jadi kampanye dan diketahui oleh semua orang. Seperti kasus reklamasi teluk Jakarta.

‘’Dulu orang banyak pilih Anies karena janji hentikan reklamasi. Kini nelayan dihianati. Menurut saya ini kemunduran politik pencitraan Anies. Kalau mau jadi presiden, harusnya tepati apa yang diucapkan dulu. Biar pemilih paham bahwa walau tak disenangi semua orang, setidaknya janji kampanye diwujudkan. Ada bukti nyata. Tapi kan Anies berhianat. Ini jadi repot. Akhirnya tidak satupun kebijakannya diapresiasi masyarakat,’’ pungkasnya. Berita Jakarta, red

- Advertisement -

Berita Terkini