PBNU Sebut 6 Pesantren Jadi Klaster COVID-19

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masduki Baidlowi menyebut ada enam pesantren yang menjadi klaster baru penyebaran COVID-19. Untuk itu, dia mengatakan, perlu ada kewaspadaan dalam hal pencegahan dan penanganan Corona.

“PBNU akan dalam beberap hari ke depan akan keluarkan surat edaran dari PBNU untuk melakukan langkah-langkah yang bisa bagaimana agar pesantren tidak menjadi tempat penyebaran yang lebih luas,” ucap Masduki saat dihubungi, Selasa (13/7/2020).

“Karena belajar dari kasus selama ini ada pesantren sudah jadi klaster penyebaran, ada enam pesantren maka harus jadi kewaspadaan kita semua,” ucap Masduki.

Masduki mengatakan, pesantren yang menjadi klaster tersebar di berbagai daerah. Termasuk di Pesantren milik Ketua DPRD Rembang, KH Majid Kamil MZ atau Gus Kamil yang meninggal karena virus Corona.

“Pesantren yang sudah jadi klaster baru. Satu kayak Gontor, lalu ke dua pesantren, beberapa tempat, sudah ada kira-kira enam pesantren termasuk di tempat Gus Kamil, Ketua DPRD jadi salah seorang pimpinan pesantren di Sarang, Rembang. (klaster) ada di Magetan, di pesantren Tangerang,” ucapnya.

Menurut Masduki, harus ada tindakan penanganan dilakukan oleh pesantren yang menemukan kasus postif COVID.

“Terhadap pesantren yang sudah masuk (pembelajaran) kemudian ada terpapar, harus dilakukan langkah karantina terhadap yang sudah positif, yang lain harus dilakukan tes, kan sepeti itu,” ujarnya.

Selain itu, bagi pesantren yang belum melakukan kegiatan belajar mengajar, maka sebaiknya kegiatan belajar mengajar ditunda terlebih dahulu.

“Kalau berangkat dari internal pesantren, sampai saat ini ada semacam imbauan untuk tunda santri masuk pesantren, saat ini mengingat COVID-19 tidak semakin reda,” ucapnya.

Namun, jika sudah ada kegiatan belajar mengajar tapi belum ada kasus, sebaiknya dilakukan rapid test. Tindakan itu sebagai bentuk dari pencegahan.

“Terhadap pesantren yang sudah membuka, maka dilakukan rapid test secara masif, saya kira cara seperti inilah yang harus kordonasikan pimpinan pesantren dengan gugus tugas setempat,” katanya.

“Kalau nggak, ini semakin parah, kalau semisal terjadi ada COVID. Bisa menjadi tertular pada yang lain,” sambungnya.

Sementara itu, Rabithah Ma’ahid al Islamiyah (RMI), merupakan lembaga dari NU yang mengurusi masalah pondok pesantren mengatakan, bahwa pihaknya selalu mensosialisasikan protokol kesehatan di lingkungan pondok. Namun, ada beberapa tantangan dalam proses pelaksanaan tersebut.

“NU melalui lembaga dan badannya yang berkaitan dengan pesantren, seperti RMI NU terus melakukan sosialisasi pelaksanaan protokol di pesantren-pesantren. Memang bukan hal mudah karena masyarakat kita dan para santri belum terbiasa, misalnya memakai masker. Tapi alhamdulillah kesadaran terus meningkat dari waktu ke waktu,” ucap Ketua RMI NU Abdul Ghofar Rozin, saat dihubungi terpisah.

Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengingatkan lagi soal bahaya pandemi virus Corona (COVID-19). Dia meminta agar pendidikan berbasis asrama termasuk pesantren hati-hati.

“Pesan Bapak Presiden terkait dengan kegiatan pendidikan yang berbasis asrama sehingga ini harus menjadi atensi semua. Beberapa hari yang lalu sekolah TNI di Cimahi terdapat kasus positif dengan jumlah yang sangat banyak,” kata Doni dalam jumpa pers yang disiarkan langsung di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (13/7).

Doni menyampaikan keterangan pers usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Jokowi terkait penanganan pandemi COVID-19. Dalam ratas itu menurut Doni Presiden juga mengingatkan pesantren agar hati-hati menyelenggarakan kegiatan pendidikan.

“Ini juga dingatkan kepada semua boarding school termasuk pesantren, untuk hati-hati, sekali lagi hati-hati dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan berbasis asrama, karena kalau ada satu orang saja yang terpapar maka potensi terpapar yang lain pun sangat tinggi,” jelas Doni yang juga menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Sumber : detik.com

- Advertisement -

Berita Terkini