Mudik Dilarang, Menag Berharap Tidak Kurangi Semangat Ramadan 1441 H

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi, menyampaikan Kementerian Agama (Kemenag) mendukung pelarangan mudik dilakukan mulai awal Ramadan 1441 H.

Meski demikian, dia mengharapkan larangan mudik tersebut tidak mengurangi semangat dan kegairahan masyarakat Indonesia terutama umat muslim dalam menyambut Ramadan 1441 Hijriah.

Diakui oleh Menag, kenikmatan saat bulan Ramadan itu di kampung bersama keluarga, orang tua, serta Saudara-saudara untuk buka puasa, makan sahur, dan salat tarawih bersama-sama, tapi kalau pada saat situasinya memang aman.

”Jadi yang paling utama buat kita ya kita tetap melaksanakan puasa wajib dengan sebaik-baiknya sesuai kemampuan kita tapi kita di rumah saja, tidak usah mudik,” ujar Menag saat memberikan keterangan pers usai Rapat Terbatas (Ratas), Selasa (21/4).

Dia menyampaikan mudik itu saat ini digarisbawahi memang mudaratnya lebih banyak dalam situasi sekarang ini dibandingkan manfaatnya.

”Saat kita mudik tanpa kita sadari mungkin membawa benih-benih virus ke kampung, sampai di kampung kita juga harus diisolasi. Sampai di sana juga kemudian kalau benih yang kita bawa kemudian bisa menularkan orang tua kita, menularkan ke saudara kita di kampung akhirnya mudharatnya lebih banyak daripada manfaatnya,” kata Menag.

Tanpa mengurangi kegairahan menyambut Ramadan, Menag menyampaikan sebaiknya sekarang di tempat masing-masing saja, bersama keluarga inti melaksanakan sholat wajib, tarawih, tadarus dan lain sebagainya di rumah masing-masing saja.

”Saya harapkan ini tidak sedikit pun mengganggu kegembiraan kita dalam menyambut Ramadhan kali ini,” tambah Menag.

Keputusan Pemerintah untuk melarang mudik yang dimulai awal Ramadan, menurut Menag, disetuju sekali.

”Kenapa begitu? Biasanya kita kan sudah awal Ramadan itu sudah mengambil ancang-ancang untuk pulang ke kampung, kalau kita sudah mengambil ancang-ancang pulang ke kampung seolah-olah boleh tiba-tiba pertengahan Ramadan diumumkan tidak boleh, jadi kita sepertinya sia-sia saja perencanaan kita,” ungkap Menag.

Jadi kalau awal Ramadan sudah diingatkan dilarang, lanjut Menag, sehingga enggak usah ambil ancang-ancang lagi pulang kampung lah, enggak usah siap-siap.

”Siap-siap saja berbuka puasa, makan sahur, salat tarawih, bertadarus, untuk iktikaf kita lakukan dengan kita ganti dengan membaca Alquran atau zikir di rumah saja,” pungkas Menag seraya menyampaikan Marhaban ya Ramadan, Marhaban ya Ramadan, Marhaban ya Ramadan.  (mn/sk)

 

 

- Advertisement -

Berita Terkini