Kader HMI se Indonesia, Bahas Iman, Ilmu dan Amal

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Sebelum membahas Nilai Dasar Perjuangan (NDP), terlebih dulu mengetahui tujuan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Tujuan HMI ada karena 2 hal, yakni bagaimana HMI itu hadir menjaga sisi ke-islamannya dan sisi ke-indonesiaannya. Dalam hal ini bagaimana HMI itu siap mengkawal dan meningkatkan ajaran islam di indonesia serta bagaimana mempertahankan negara Indonesia dan mempertinggi derajat indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut maka HMI perlu membuat buku saku.

Hal itu dijelaskan M Rafiq Nasution saat mengisi materi Diskusi Online di Grup Whatsapp Kader HMI se Indonesia bertemakan Manfaat NDP bagi Kader HMI dengan modelatornya N Pratama dari HMI Cabang Langkat, Sabtu (11/4/2020).

“NDP itu sendiri dipelopori oleh 3 sekawan, yakni Nurcholis Majid, Endang Saifuddin, dan Sakib Mahmud. Ada 3 point dalam NDP yang menjiwai yaitu Iman, Ilmu, Amal. Nah 3 hal inilah yang menjadi NDP di HMI,” sebutnya Pengurus Badko HMI Sumut ini.

Rafiq menjelaskan Iman, bagaimana kita mengimani bahwa Allah itu ada dan bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah. Dengan ini kita akan merasa terawasi, sehingga kita terhindar dari yang buruk.

Kemudian Ilmu, sebagai bekal kita untuk bertindak. Sebab kita di HMI di himpun dari berbagai disiplin ilmu. Dan Amal, lebih kepada memperhatikan kemampuan atau skill yang dimiliki masing kader agar kiranya di tingkatkan terus.

Diterangkannya, di dalam syahadat itu berbeda antara haq pertama (Tuhan) dan kedua (Allah) sebab di zaman Nabi Muhammad kita mengetahui nama Tuhan sebenarnya, yah Dia adalah Allah. karena melirik sejarah di zaman sebelum Nabi Muhammad dimana cara beriman mereka hanya mengetahui Tuhan langit, Tuhan bumi, dll.

Sedangkan ketika kita merujuk pada bahasa arab, Dimana Aliflam + Lahu yakni segala sesuatu kepunyaan Dia (Allah), dan disinilah salah satu keistimewaan Zaman Nabi Muhammad, Tuhan adalah pemilik alam semesta, dan Allah merupakan sebutan atau dapat dikatakan sebagai nama dari Tuhan.

NDP memiliki banyak versi. Di Timur menerapkan Ilmu-Iman-Amal, sedangkan kita di Barat (konsep cak nur) menerapkan Iman-Ilmu-Amal. Pada dasarnya segala sesuatu memerlukan ilmu, dimana ilmu itu seperangkat pengetahuan yang tersistematis, berbeda dengan pengetahuan (hanya sekedar tahu).

“Iman-Ilmu-Amal, artinya kita mengimani Tuhan itu ada dan Muhammad utusan Allah dilanjutkan dengan berilmu, mengingat kita di himpun oleh berbagai disiplin ilmu kemudian barulah kita meningkatkan kemampuan kita sehingga kita dapat mengamalkan sesuai dengan ajaran,” jelasnya.

“Di HMI, kita tak dibatasi entah itu muhammadiyah ataupun yang lain, yang pasti kita Islam,” tegasnya.

NDP yang kita gunakan akan tetap selaras, jika benar-benar menjalankan keimanan kita maka kita tidak mungkin melakukan kerusakan. Bukti konkritnya dapat di lihat dari Islam itu sendri, dimana Islam merupakan agama yang damai, satu-satunya agama Allah.

Mengenai mengapa agama diturunkan, sedangkan akal saja sudah mampu membedakan mana baik dan yang buruk. Nah yang harus di garis bawahi bahwa akal merupakan tempatx ilmu, dengan adanya ilmu inilah yang mampu membedakan antara baik dan buruk. Sedangkan agama diturunkan agar kita berTuhan, dalam hal ini beriman.

Bab pertama NDP merupakan dasar-dasar kepercayaan, dalam hal ini percaya adanya Allah dan Nabi Muhammad. “Kita yakin yang diperintahkan adalah yang baik untuk kita. Kontekstualisasi NDP berangkat dari kehidupan masyarakat Indonesia ang plural, maka dari itu HMI butuh saku untuk bisa menghindari gesekan plural ini,” imbuhnya.

Seharusnya pada bab pertama yakni dasar-dasar kepercayaan, turut membahas eskatologi sebagaimana kita percaya adanya hari akhir dan hari pembalasan. Pada jenjang training LK1 tidak membahas semuanya, nanti pada kalangan instruktur membahas semuanya.

“Marilah kita Kader HMI senantiasa memperhatikan tingkah laku kita dari kita bangun sampai tidur kembali,” pungkasnya.

- Advertisement -

Berita Terkini