Terkait Corona, IDI Kembali Umumkan 2 Dokter Meninggal: 1 Positif 1 PDP

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kembali mengumumkan dua dokter yang meninggal dunia di masa pandemi virus Corona (COVID-19). Satu dokter telah terkonfirmasi positif Corona, sementara satu lainnya meninggal dalam status sebagai pasien dalam pemantauan (PDP).

Kedua dokter tersebut adalah Dokter Bernadette Albertine Francisca dan Dokter Ketty Herawati Sultana. Sebelum kedua dokter tersebut sakit, mereka berdua terus aktif berpraktek di rumah sakit masing-masing.

“Informasi yang kami peroleh sampai hari ini dokter Bernadette di Makasar itu statusnya PDP. Sudah dilakukan rapid tes positif, swab tes dijadwalkan hari ini atau belum dilakukan sampai beliau wafat semalam,” kata humas PB IDI Halik Malik saat dihubungi detikcom, Sabtu (4/4/2020).

“Kemudian dokter Ketty itu sudah dirawat sekitar 7 hari, sudah dilakukan swab tes, tesnya positif,” sambungnya. Halik menyampaikan ada sekitar 15 dokter yang telah terkonfirmasi meninggal dunia karena COVID-19.

“Jadi sejauh ini ada 15 dokter yang sudah terkonfirmasi statusnya PDP dan positif COVID,” ujar Halik.

Wacana Kebijakan Darurat Sipil Atasi Penyebaran Covid-19, Refli: Itu Aneh:

Menurut Halik selain 15 dokter tersebut, masih ada beberapa dokter lainnya yang diduga meninggal dunia akibat COVID-19. Namun pihak IDI masih belum mendapat konfirmasi terkait laporan tersebut.

“Ada beberapa dokter lagi yang dikabarkan meninggal, namun belum berhasil ditelusuri lebih jauh. Semoga pengorbanan mereka menjadi api semangat bagi kita semua untuk bersama-sama mengatasi pandemi ini lebih cepat,” ujar Halik.

Halik berharap faktor penularan COVID-19 yang menimpa para tenaga medis dapat dikurangi. Pihak IDI ingin agar ada penelusuran lebih jauh terkait risiko penularan COVID-19 terhadap para tenaga medis.

“Banyaknya petugas medis yang terpapar virus Corona selama pandemi COVID-19 di Indonesia menjadi concern tersendiri di internal IDI untuk dilakukan penelusuran lebih jauh terkait faktor risiko dan antisipasinya,” tutur Halik.

Sumber : detik.com

- Advertisement -

Berita Terkini