Virus Corona Tidak Berbahaya

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Yang berbahaya adalah rezim yang berusaha membuat rakyatnya panik tanpa ada kejelasan pasti mengenai virus ini. Yang sangat berbahaya adalah rezim yang tidak berusaha menyelamatkan rakyatnya dari virus yang sudah tahu dampaknya akan mematikan. Yang sangat berbahaya adalah rezim yang membiarkan bahkan “mungkin” ikut andil dalam melakukan penimbunan masker hingga harganya melonjak.

Virus Corona saat ini menjadi top virus (virus teratas) yang sangat mematikan, virus ini bermula di Wuhan, salah satu kota di Tiongkok. Ratusan orang di evakuasi untuk mengosongkan kota tersebut karena takut tersebar dengan lebih parah.

Berbagai spekulasi telah memunculkan pernyataan mengenai kemunculan Virus ini, ada yang mengatakan karena penduduk Tiongkok yang mengkonsumsi makanan tidak sehat, ada yang mengatakan virus ini bermula diciptakan di sebuah laboratorium lalu laboratorium tersebut bocor hingga menyebar. Ada juga yang mengatakan virus ini ciptaan Amerika yang tidak ingin dikalahkan secara ekonomi oleh Tiongkok, hingga ingin menghabisi Tiongkok dengan virus tersebut.

Terlepas apapun spekulasi para pakar, nyatanya ini sudah terjadi, virus telah menyebar. Kemarin dikatakan Indonesia tidak terkena dampak virus ini, oleh karena itu pemerintah terlihat “santuy”, padahal Indonesia sudah mulai darurat virus ini, terlihat dibeberapa kota telah menelan korban dari virus ini. Seharusnya ini jadi perhatian pemerintah mengingat negara-negara lain sudah mengambil kebijakan-kebijakan yang tegas untuk meminimalisasi masuknya virus di negara mereka, tetapi di Indonesia masih belum terlihat upaya serius dalam menangani ini, bahkan tidak ada instruksi sama sekali untuk menahan WNA asal Tiongkok untuk memasuki Indonesia.

Bukan hanya terlihat “santuy”, negeri ini seakan-akan tidak bisa membedakan mana yang berkepentingan politik mana yang untuk kepentingan rakyat. Lihat saja bagaimana perdebatan antara Anies (Gubernur DKI) dan Terawan (Menteri Kesehatan). Anies Baswedan sudah mengeluarkan instruksi untuk status gawat bagi warganya atas virus ini, karena kenyataannya virus ini sudah makan korban dinegeri ini. Ada beberapa wilayah termasuk DKI Jakarta yang sudah terdampak korban virus ini.

Virus Corona Tidak Berbahaya
Ner/Pakai Masker

Tetapi Terawan membantah, dan meminta rakyat ikut bersikap “santuy” menanggapi ini. Sangat terlihat politis perdebatan-perdebatan yang terjadi antara pejabat-pejabat itu, seharusnya Menteri Kesehatan sudah bisa mensosialisasikan tanggap darurat virus ini, bahkan mulai menyiarkan di televisi bagaimana menjaga diri agar tidak terkena virus itu. Bahkan seharusnya Menteri Kesehatan di bawah pemerintah sudah bisa membagi-bagikan Masker gratis untuk rakyatnya, seperti yang dilakukan di Singapore dan di negara-negara lainnya.

Tapi, miris, harga Masker yang biasanya hanya Rp.10.000/Rp.15.000 kini harganya hampir menembus satu juta, dengan kisaran harga Rp.850 ribuan, waw. Rakyat sedang sangat membutuhkan masker tapi para penimbun malah meninggikan harga hingga selangit. Entah siapa yang bermain, tapi memanfaatkan kepanikan rakyat untuk meraup keuntungan adalah dosa terbesar saat ini, virus ini memang berbahaya, tapi yang lebih berbahaya adalah mereka yang menimbun masker dan menjualnya dengan harga tinggi untuk keuntungannya semata. Dan yang paling berbahaya adalah pemerintah yang mendiamkan ini semua.

Masker mungkin sesuatu yang “kecil” dan tidak berharga, tapi saat ini rakyat lebih membutuhkan itu ketimbang apapun. Sudah sepatutnya pemerintahan hadir untuk memberikan perlindungan bagi rakyatnya. Itu semua harapan rakyat. Tapi, sangat miris belum ada kebijakan pemerintah dalam menangani kelonjakan harga masker.

Itulah yang paling berbahaya, jika ada penimbun minyak, saat ini ada penimbun masker. Memanfaatkan kepanikan rakyat demi keuntungan sesaat. Mari kita doakan agar negeri ini baik-baik saja dari segala mara bahaya dan penyakit. Terutama penyakit para mafia “masker” untuk menyusahkan rakyatnya. Salam.

By : Januari Riki Efendi, S.Sos
Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana jurusan Pemikiran Politik Islam UINSU dan Pegiat Literasi.

- Advertisement -

Berita Terkini