Honorer DKI Masuk Got, Lurah Jelambar Non Job

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Aksi honorer DKI ramai dibahas di media sosial karena masuk ke dalam got saat melakukan tes fisik demi memperpanjang kontrak kerja tahunan mereka. Tindakan ini dikecam oleh beberapa pihak sehingga Lurah Jelambar, Jakarta Barat terancam dicopot dari tugasnya karena tes fisik yang viral di media sosial itu.

Dilansir dari detik.com, Sabtu (14/12/12), di video tampak ada lebih dari 30 pria dan wanita berendam dalam sebuah saluran air, berbaris dalam dua banjar. Air tersebut tampak berwarna kehitaman.

Orang-orang di dalam saluran air ini saling memijat bahu, bergantian baik pria maupun wanita. Mereka tampak diawasi oleh sejumlah orang yang mengenakan pakaian dinas PNS/ASN. Diketahui, aksi itu dilakukan di Kelurahan Jelambar, Jakarta Barat.

Salah satu pihak yang kecewa atas tindakan itu adalah Koordinator Wilayah Perkumpulan Hononer K2 Indonesia (PHK2I) DKI Jakarta Nur Baitih. Nur mengaku kecewa dan marah perlakuan Pemprov khususnya Kelurahan Jelambar atas tes fisik itu.

“Kami dari forum, kecewa dan marah kenapa kawan-kawan kami diperlakukan seperti itu,” ucap Nur, Sabtu (14/12/2019).

Dia mengatakan tes fisik itu tidak seharusnya dilakukan di dalam got yang berisi air keruh. Dia juga menilai tindakan itu tidak manusiawi.

“Kalau diadakan tes nggak seperti itu lah, kami kan manusia, teman-teman memang butuh pekerjaan, tapi nggak musti seperti itu, itu nggak manusiawi, airnya kotor, hitam, pasti penuh kuman penyakit,” jelasnya.

Lurah Jelambar, Jakarta Barat, Agung Triatmojo, mengakui dirinya telah dinonjobkan oleh Pemprov DKI karena kasus video viral honorer yang tes fisik masuk ke got air kotor. Padahal Agung mengaku telah menginstruksikan jajarannya untuk melakukan tes fisik sesuai dengan prosedur kerja para honorer.

“Awalnya memang para peserta sudah saya arahkan, panitia juga, saya barisin, kemudian saya amanatkan bahwa tes ini tidak jauh daripada tupoksinya PPSU yang akan dilaksanakan nanti, bahkan kalau misalkan ada dahan patah kemudian mereka harus naik pohon, tapi nggak mampu naik, dan harus naik, saya sudah larang itu, dan saya selalu melarang. Kemudian di lapangan terjadi berbeda, ya sudah nasib saya, saya terima,” ujar Agung. Sumber: detik.com

- Advertisement -

Berita Terkini