Yayasan PKPA Lakukan Distribusi Bantuan Pengungsi Tsunami Selat Sunda

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Kalianda – Anak Krakatau meletus dan merusak peralatan seismografi lokal, meskipun stasiun seismograf terdekat mendeteksi getaran yang terus menerus. Letusan ini disebabkan oleh runtuhnya bagian barat daya gunung berapi, yang memicu tsunami. Para pejabat menyatakan bahwa sekitar 64 hektar telah runtuh ke laut pada Jumat (22/12/2018), pukul 21:03 waktu setempat (14:03 UTC).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Indonesia awalnya melaporkan 20 kematian dan 165 cedera. Pada hari berikutnya, angka tersebut telah direvisi menjadi 43 kematian – 33 di Pandeglang, tujuh di Lampung Selatan, dan tiga di Kabupaten Serang, dengan 584 terluka, dan dua hilang; sebagian besar cedera yang dicatat (491) juga terjadi di Pandeglang. The Death Toll selanjutnya diperbarui menjadi 62 dengan 20 orang hilang hari itu. Orang hilang juga dilaporkan dari pulau-pulau kecil yang merupakan bagian dari Kabupaten Pandeglang. Pada pukul 13:00 waktu setempat pada tanggal 23 Desember, BNPB telah mengkonfirmasi 168 kematian dan cedera, dan jumlah itu bertambah menjadi 281 tewas dan 1.016 terluka. Pada 31 Desember, jumlah korban tewas adalah 437, dengan 14.059 dilaporkan terluka dan 24 hilang. Indonesia kemudian merevisi jumlah petugas kematian menjadi 426.

PKPA (Pusat Kajian dan Perlindungan Anak) yang berkantor di Medan Sumatara Utara ikut melakukan respon tsunami selat sunda di kecamatan Rajabasa Kalianda Lampung Selatan, adapun wilayah interpensi respon bencana yang dilakukan oleh PKPA meliputi tiga desa diantaranya desa Sukaraja, desa Waymuli Timur dan desa Kunjir kecamatan Rajabasa yang masih berada di kamp pengungsian desa – desa tersebut. Dari hasil Asessment yang dilakukan oleh tim PEA (PKPA Emergency Respon) dan melibatkan relawan lokal dapat dipetakan bahwa masih sangat banyak kebutuhan pengungsi yang tinggal dikamp pengungsi di tiga desa tersebut yang belum direalisasi dengan baik.

Menurut Teuku Satria Mahmud selaku Koordinator Program Sunda Strait Tsunami Emergency Respon PKPA (Pusat Kajian dan Perlindungan Anak) merupakan dukungan dari Lembaga Malteser Internasional (MI) dari German, untuk membantu dan meringankan duka yang dihadapi oleh seluruh korban terdampak tsunami selat sunda di lampung selatan yang masih menempati kamp pengungsian.

“Adapun jenis bantuan yang sudah didistribusikan pada pengungsi diantaranya paket kebersihan 172 Paket, Paket perlengkapan dapur 172 Paket, Air bersih 172 Paket, paket perlengkapan sekolah 300 dan perlengkapan permainan anak – anak masing – masing kamp pengungsi mendapatkan 3 box, diharapkan bantuan ini dapat membantu dan meringankan duka korban terdampak tsunami selat sunda yang masih tinggal di kamp pengungsian dan akan menempati huntara yang telah disediakan oleh pemerintah Lampung Selatan nantinya,” jelas Teuku Satria Mahmud.

Yayasan PKPA
Bantuan yang dibagikan

Lanjutnya, dalam proses distribusi bantuan ini berjalan tim PEA (PKPA Emergency Respon) juga melakukan assesment kondisi perekonomian masyarakat korban dampak tsunami selat sunda.

“Bagaimana membangun kembali usaha dan pekerjaan tetap masyarakat pasca bencana sehingga masyarakat terdamapak bencana akan kembali menata kehidupan baru mereka dalam kondisi kekurangan sehingga terjawab ketahanan dan ketangguhan masyarakat pasca bencana ini melakukan aktifitas normal seperti semula kembali,” tandasnya. Berita Kalianda , MN

- Advertisement -

Berita Terkini