Ketua MW KAHMI Jambi: Analisis Solutif pada Tema Rakornas MN KAHMI

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jambi – Menumbuh kembangkan perekonomian daerah sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan, apapun ceritanya, harus sejalan dengan amanat konstitusi negara kita yang tertuang pada pasal 33 UUD 1945.

“Intinya, kedaulatan ekonomi negara harus dijaga betul, sehingga peran mulia negara dalam melakukan regulasi ekonomi demi meningkatkan ekonomi kesejahteraan rakyat, dapat berjalan dengan sebaik baiknya,” ujar Ketua MW KAHMI Jambi DR Maulana MKN.

Lebih lanjut Ketua MW KAHMI Jambi ini mengatakan bahwa sudah seharusnya praktik ekonomi di Indonesia, dilekatkan dengan dasar negara dan amanat konstitusi. Dimana negara tidak boleh membiarkan kompetisi ekonomi secara tidak seimbang, antara yang besar dengan yang kecil.

DR Maulana juga menegaskan bahwa negara harus melindungi ekonomi rakyat yang lemah, sekaligus memberdayakannya, sehingga mampu untuk mandiri.

Maka Ketua MW Kahmi Jambi ini yang juga ianya menjabat Wakil Walikota Jambi tersebut, bertekad melalui dialog yang tertuang di arena Rakornas KAHMI 24-25 November 2018 mendatang, yang mengusung thema “Meningkatkan Kualitas Demokrasi, Mewujudkan Kesejahteraan Sosial”, menjadi momentum khususnya bagi Provinsi Jambi, untuk dapat memberikan contoh ke daerah lainnya, dengan benar mengemas dan mengembangkan kebijakan pemerintah di Jambi khususnya bersama seluruh jajaran pemerintahan Jambi, berpihak demi kepentingan dan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan.

“Besarnya potensi sumber daya alam di Jambi diharapkan mampu menjadi andalan kekuatan baru industri di Indonesia dan Jambi khususnya, yaitu manufaktur yang mengolah sumber daya alam yang kita miliki: batu bara, sawit, karet, termasuk hasil tambang. Dan semua itu, mustahil tercapaikan jika tidak dikelola melalui pemberdayaan ekonomi yang berdemokrasi dengan topangan alur koordinasi di jajaran pemerintahan secara konstruktif,” tegas Ketua MW KAHMI itu.

DR Maulana juga mengingatkan agar provinsi yang lebih mengandalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Sumber Daya Alam (SDA) harus mulai menemukan dan merancang sebuah strategi jangka panjang alternatif PAD baru. Tujuannya agar dapat terus menyokong pembangunan daerah.

“Apalagi seperti kita ketahui, hampir 60 persen tingkat ketergantungan Provinsi Jambi pada SDA. Ini akan bisa menjadikan perekonomian lebih rentan dikarenakan harga komoditas menyesuaikan harga pasaran dunia,” ujarnya.

Maka menurut DR Maulana, potensi ekonomi kreatif boleh jadi adalah solusi alternatif yang tepat untuk didorong memajukan perekonomian yang dapat lebih mensejahterakan masyarakat Jambi. Jika kita melihat data statistik ekonomi kreatif Indonesia, terlihat dengan jelas sebuah peningkatan yang signifikan dari tahun 2010 hingga 2015, Produk Domestik Bruto (PDB) naik rata-rata 10,14 persen setiap tahun dengan nilai 525, 9 triliun menjadi 852,2 triliun.

“Potensi ekonomi ini jelas tidak main-main. Apalagi, industri pariwisata, sekarang sedang digenjot oleh pemerintah. Dan, sektor ekonomi kreatif sangat terkait dengan pariwisata,” terangnya.

Dari 16 subsektor ekonomi kreatif, Pemerintah Provinsi Jambi mulai sekarang harus jeli memfokuskan pada sektor apa saja yang bisa lebih tepat untuk diterapkan di masyarakat agar mendorong PAD yang besar.

Maka harapan Wakil Walikota Jambi ini, melalui kekuatan demokrasi ekonomi untuk kesejahteraan rakyat, pengembangan ekonomi kreatif tentu saja sebaiknya memanfaatkan inovasi teknologi agar lebih cepat merambah pasar yang lebih luas dan mendorong masyarakat melek teknologi.

“Penggunaan aplikasi yang dapat diunduh dan laman untuk informasi sangat berperan penting dalam mengenalkan produk dan jasa. Inilah peranan pemerintah daerah untuk ikut terus melakukan sosialisasi dan edukasi di tengah masyarakat agar segera manangkap peluang ekonomi kreatif ini dengan cepat,” ucap DR Maulana.

Khusus kaum muda, yang sering disebut dengan generasi milenial, DR Maulana mengatakan, dapat memanfaatkan kesempatan ini, karena lebih cepat beradaptasi dengan teknologi.

“Jika kita melihat potensi wisata di Provinsi Jambi, cukup banyak yang bisa dijadikan objek wisata yang menarik. Siapa yang tidak mengenal Candi Muaro Jambi, Geopark Merangin, ataupun sungai terpanjang di Sumatera yaitu Batang Hari,” tuturnya.

Dalam meningkatkan kunjungan, DR Maulana menekankan bahw pemerintah Jambi punya peranan penting membangun infrastruktur menjadi lebih baik, promosi yang masif, dan menggandeng komunitas ataupun pegiat wisata agar ekosistem pariwisata tercipta dan saling bersinergi.

“Dengan banyaknya pelancong, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) akan mulai menggeliat. Tidak hanya 3 subsektor saja, ini juga akan menstimulus kegiatan pariwisata lain yang biasa dikenal dengan MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exibition),” ujarnya.

Karena menurut DR Maulana, kegiatan ini akan banyak menimbulkan efek domino ekonomi yang juga akan menyerap tenaga kerja cukup besar seperti hotel, transportasi, agen wisata, biro perjalanan wisata, percetakan dan lain-lain.

Potensi sumber daya manusia di Provinsi Jambi sekarang juga sedang mengalami puncaknya, yang biasa disebut dengan bonus demografi.

“Jambi telah mengalami bonus demografi sejak tahun 2015 yaitu berada pada angka 47,3 persen dan tahun 2020 sekitar 46,4 persen. Angka ini menunjukkan, tingkat penduduk berusia produktif lebih banyak daripada tidak produktif. Artinya, struktur kependudukan masyarakat di Provinsi Jambi yang berusia produktif layak kerja berusia 15-64 tahun lebih besar,” urai DR Maulana.

Ini juga dapat diterjemahkan dengan sederhana, ada 10 orang usia produktif layak kerja hanya menanggung 3-4 orang tidak produktif. Karena itu, tidak heran tingkat penganguran terbuka pada tahun 2017 di Provinsi Jambi berada pada kisaran 109,4 ribu jiwa.

Jika ini tidak segera dilakukan langkah yang konkret dan efektif, DR Maulana pun menjadi pesimis akan bisa menimbulkan bencana ekonomi. Tapi kabar baiknya, berdasarkan penelitian negara-negara yang telah berhasil memanfaatkan usia produktifnya seperti Korea Selatan dan Jepang, akan menjadi sebuah kekuatan ekonomi yang besar seperti saat sekarang.

“Momentum ekonomi kreatif dan pariwisata sudah saatnya menjadi primadona baru dalam pembangunan ekonomi daerah yang selama ini di manjakan oleh SDA. Apalagi usia produktif sangat mendukung Jambi,” ungkapnya.

Alhasil, jika ini mampu segera direalisasikan, tidak hanya sekedar mengurangi pengangguran tapi juga meningkatkan PAD. Dan DR Maulana berpendapat, Ibarat pepatah lama, sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui, jika semua potensi dimaksud tertata apik melalui demokrasi ekonomi yang berkeadilan mensejahterakan rakyat. Bersambung…

Berita Jambi, Maulana Maududi

- Advertisement -

Berita Terkini