Menag: Terjebak Rutinitas Sebagai Penyakit Birokrasi

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengingatkan jajarannya akan penyakit birokrasi yang harus dihindari. Menurut Menag, penyakit itu tidak lain adalah terjebak pada rutinitas.

Hal ini disampaikan Menag saat menutup Rapat Koordinasi Nasional dan Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Kemenag Tahun 2017 yang diselenggarakan Inspektorat Jenderal di Auditorium HM Rasjidi, Gedung Kemenag MH Thamrin, Jakarta.

“Mewujudkan kinerja yang baik tidaklah mudah. Banyak tantangan yang kita hadapi. Di samping jumlah satker kita yang sangat banyak; 4.557 satker, kita juga harus melawan penyakit birokrasi yang selalu menghantui kita. Penyakit itu adalah rutinitas,” jelas Menag, Kamis (5/10).

Menurut Menag, rutinitas adalah penyakit birokrasi yang harus diwaspadai oleh setiap Aparatur Sipil Negara (ASN). Sebab, rutinitas sering membuat ASN malas berinovasi. Rutinitas juga menyebabkan ASN ingin terus berada pada zona nyaman yang mengakibatkan tidak mau beranjak. Akibatnya, birokrasi berjalan di tempat dan sekedar menghabiskan anggaran.

“Ini harus kita hindari. Apalagi, saat ini, kita berada di era semangat perubahan yang tercetus dalam Reformasi Birokrasi yang sedang digelorakan Pemerintah. Kita tidak boleh “ketinggalan kereta” dari kementerian lainnya,” tegas Menag.

Menag berharap, Kemenag melakuan evaluasi dengan serius untuk memahami dan mengetahui kelemahan dan kelebihan masing-masing. Untuk itu, Menag menilai SPIP hadir sebagai salah satu solusi.

Dengan SPIP, setiap satker diharapkan dapat mengetahui kelemahan sekaligus mendapatkan solusi. “Hari ini harus lebih baik dari kemarin. Dan esok harus lebih baik dari hari ini,” tuturnya.

Menag mengajak jajarannya untuk menginternalisasikan lima nilai budaya kerja Kementerian Agama, yaitu: Integritas, Profesionalitas, Inovasi, Tanggung Jawab dan Keteladanan.

“Mari kita implementasikan ke-5 Nilai ini, hingga benar mengejawantah dalam tindakan sehari-hari kita. Sehingga pelayanan kepada masyarakat bisa berjalan maksimal dan sesuai harapan kita semua,” tandasnya. (ka)

 

 

- Advertisement -

Berita Terkini