Sejarah Munculnya Sebutan ‘Indonesia’

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Oleh: Joni Purba

Untuk memahami makna ke-Indonesiaan yang lebih utuh tentunya haruslah memahami terlebih dahulu apa sebenarnya yang dimaksud dengan “Indonesia” itu. Untuk memahami hal tersebut tentunya tak dapat terlepas dari pemahaman secara etimologi tentang arti dari kata Indonesia itu sendiri.

Etimologi sendiri dapat diinterpretasikan sebagai pemaknaan terhadap sebuah ilmu pengetahuan berdasrkan asal usul unsur kata dari objek ilmu pengetahuan tersebut. Etimologi berasal dari bahasa Belanda, yakni etymologie, yang berakar ari bahasa Yunani, yaitu etymos yang berarti ‘kata’, dan logos yang brarti ‘ilmu’. Etimologi dapat disimpulkan sebagai pencarian atau penelusuran unsur sebuah ilmu pengetahuan secara mendalam yang memisahkan atau membagi objek lmu pengetahuan tersebut berdasarkan pemaknaan kata yang terkandung di dalam sebuah ilmu pengetahuan itu sendiri. Dalam hal ini akan ditelusuri tentang sebuah etimologi dari nama Negara Indonesia.

Secara etimologi kata Indonesia berasal dari dua kata, yakni ‘indus’ yang dapat diartikan sama dengan ‘india’ dan kata yang berasal dari bahasa yunani ‘nesos’ yang berarti pulau.

Maka dapat diartikan makna secara etimologi dari nama Indonesia sendiri adalah kepulauan yang berada di India. Nama ini diperkenalkan oleh James Richardson Logan. Sejak tahun 1900 nama Indonesia menjadi berkembang di kalangan akademik di luar Belanda.

Sebelumnya kepulauan tanah air disebut dengan aneka nama. Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan kita dinamai Nan-hai atau Kepulauan Laut Selatan. Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara, Kepulauan Tanah Seberang, nama yang diturunkan dari kata Sansekerta, dwipa, yang berarti pulau dan antara yang berarti luar atau seberang.

Kisah Ramayana karya pujangga Valmiki yang termasyhur itu menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Ramayang diculik Ravana, sampai ke Suwarnadwipa, Pulau Emas, yaitu Sumatra (sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.

Bangsa Arab menyebut tanah air sebagai  Jaza’ir al-Jawi, Kepulauan Jawa. Nama Latin untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatra.

Hingga pada masa kedatangan Bangsa Eropa, Indonesia mendapat beberapa usulan penamaan, diantaranya adalah dari Edward Douwes Dekker (1820-1887) yang pernah mengusulkan untuk menspesifikkan nama indonesia sebagai ‘Insulinde’ yang  berasal dari bahasa Yunani ‘insula’, yang berarti ‘pulau’. Namun nama ini tidak menjadi nama yang populer pada masa itu.

Kemudian Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (1879-1950) atau yang sekarang kita kenal sebagai Dr. Setia Budi, kemudian mengusulkan nama untuk Indonesia sebagai Nusantara, entang Definisi Nusantara. Secara etimologi, kata ‘nusantara’ tersusun dari dua kata, ‘nusa’ dan ‘antara’. Secara etimologi, kata ‘nusa’ dalam bahasa Sanskerta berarti pulau atau kepulauan. Sedangkan dalam bahasa Latin, kata ‘nusa’ berasal dari dari kata ‘nesos’ yang menurut Martin Bernal dapat berarti semenanjung, bahkan suatu bangsa. Merujuk pada pernyataan Bernal tersebut, maka kata ‘nusa’ juga mempunyai kesamaan arti dengan kata nation dalam bahasa Inggris yang berarti ‘bangsa’. Dari sini bisa ditafsirkan bahwa kata ‘nusa’ dapat memiliki dua arti, yaitu ‘kepulauan dan bangsa’.

Kata kedua yaitu ‘antara’ memiliki padanan dalam bahasa Latin, ‘in dan terra’ yang berarti antara atau dalam suatu kelompok. ‘Antara’ juga mempunyai makna yang sama dengan kata inter dalam bahasa Inggris yang berarti ‘antar/antara’ dan relasi. Sedangkan dalam bahasa Sanskerta, kata ‘antara’ dapat diartikan sebagai laut, seberang, atau luar. Maka dari penjelasan ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa kata ‘antara’ mempunyai makna, yaitu ‘antar/antara, relasi, seberang, dan laut’.[***]

Penulis adalah alumnus dari Jurusan Sosiologi, FISIP USU

- Advertisement -

Berita Terkini