Mudanews.com, Medan | Tim Transisi Anggaran Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Bobby Nasution terdiri dari beberapa unsur mulai dari Birokrasi, Pengusaha, Politisi, Keluarga dan Dosen Universitas Sumatera Utara. Dida ( Ketua Kadinsu sekaligus Komisaris Utama Bank Sumut, Yudha ( Dewan Pengawas PDAM Tirtanadi sekaligus Politisi, Khafi ( Komisaris KIM, Dicky ( Birokrat ), Ricky Pangeran ( Relawan sekaligus Keluarga) serta Wahyu Ario Pratomo ( Dosen Dosen Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara – FEB USU )
Selain sebagai Dosen USU, Wahyu Ario Pratomo sering tampil sebagai Pengamat Ekonomi memberikan pencerahan dan tanggapan terkait perkembangan perekonomian khusus di Sumatera Utara dan Kota Medan. Sewaktu Bobby Nasution sebagai Walikota Medan, beliau memberikan opini mendukung langkah Walikota dalam membuka Kesawan City Walk (KCW) pada masa pandemi COVID – 19, Tahun 2021.
“ Wahyu Ario Pratomo masuk dalam tim transisi Gubsu tentu atas persetujuan dan rekomendasi dari Rektor USU Muryanto Amin ke Bobby Nasution karena tidak sembarangan orang bisa masuk dalam tim transisi, itu bukti “Hubungan Khusus” antara mereka “ ujar seorang sumber, yang tidak mau disebutkan nama pada awak media.
Redaksi mudanews.com telah mencoba melakukan konfirmasi pada Wahyu Ario Pratomo lewat media Whart Apss terkait Tugas dan fungsi Tim Transisi ? dan Apakah Setiap pergeseran alokasi dana apbd, di ketahui oleh Banggar dan DPRD Sumut ? , tetapi hingga berita ini dinaikkan tidak memberikan jawaban alias diam. Medan, Jum’at(12/09/2025)
Tim transisi Gubsu ini mencuat pasca terjadinya Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK terhadap Kadis PUPR Sumut Topan Obaja Ginting yang diduga terlibat dan mengetahui terjadinya pergeseran dana APBD Sumut untuk proyek jalan di daerah Tabagsel serta proyek – proyek lain di Sumatera Utara, diduga tanpa dibahas di DPRD Sumut sesuai aturan dan mekanisme.
[Red]