Oleh : Drs. Muhammad Bardansyah Ch.Cht
Pengamat Sosia Politik Ekonomi dan Budaya
MUDANEWS.COM-OPINI | Sebenarnya bagi para intelektual dan ahli sejarah kebohongan AS dan Barat sebagai pilar Demokrasi dan pejuang HAM sudah lama di ketahui, namun kekuatan propaganda medianya sering mengaburkan hal itu. Sejarah mencatat bahwa AS berdiri dari timbunan mayat dan darah orang Indian, Australia tumbuh dari airmata Suku Aborigin yang tertindas dan Barat adalah sosok kolonialis yang menjajah Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.
AS dan Barat sebenarnya adalah Imperialis dan itu tidak berubah, bahkan lebih rapi dan canggih. Dunia di gurui melalui media mereka bahwa Barat adalah penyelamat dan AS adalah polisi dunia dan NATO adalah penjaga perdamaian.
Sejak kecil kita di suguhi propaganda itu antara lain melalui Film Western Cowboy. anak-anak pada masa itu di doktrin bahwa Cowboy adalah jagoan dan Indian adalah penjahat. masa itu anak-anak terkagum-kagum melihat sang Cowboy membunuhi para Indian, padahal para Indian itu adalah penduduk asli yang mempertahankan tanah mereka dari aneksasi Barat.
Melawan mereka (Barat,AS dan NATO) akan di anggap teroris dan musuh demokrasi. tapi sekarang mata dunia satu-persatu terbuka: ada yang aneh, ada yang tak beres, kenapa Palestina yang di bantai justru di sebut teroris, kenapa Ukraina di bela habis-habisan tapi yang menderita tetap rakyat sipil. Kenapa ketika AS dan Barat menjatuhkan Bom itu disebut Intervensi kemanusiaan ? tapi jika negara lain melawan itu di cap Agresor ?
Dunia mulai muak , BRICS muncul sebagai tandingan .dollar mulai goyah, sanksi yang mereka terapkan mulai menggoyang diri sendiri, narasi yang mereka tampilkan mulai retak dan topeng yang mereka pakai sebagai penjaga moral dunia perlahan mulai jatuh.
𝐍𝐚𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫 𝐤𝐞𝐛𝐨𝐡𝐨𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐛𝐚𝐧𝐠𝐮𝐧 𝐁𝐚𝐫𝐚𝐭
Barat selalu datang dengan jubah mulia, membela demokrasi, menegakkan keadilan dan melindungi hak Asasi. tapi jika kita buka lapis demi lapisnya yang tersisa seringkali hanya ilusi, dibalik pidato-pidato megah soal kebebasan , mereka menggelar operasi militer lewat NATO, memperluas pengaruh, menancapkan pangkalan-pangkalan militer sampai ke pinggir Rusia. faktanya mereka hanya ingin menganeksasi negara-negara kaya minyak dan energi guna kepentingan ekonomi mereka.
Mereka menyerang Irak dengan dalil Irak menyimpan senjata kimia yang berbahaya bagi perdamaian dunia .faktanya setelah rezim di gulingkan, negara dijarah, senjata itu tidak pernah ditemukan. Kenyataan yang terjadi berikutnya adalah infra struktur hancur, masyarakat sipil menderita dan kilang minyak jatuh ke tangan kontraktor Asing yang berafiliasi pada AS dan BARAT dan sumber daya energi mereka kuras habis, lalu mereka menyebut ini sebagai Misi Demokratisasi .
𝐌𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐁𝐚𝐫𝐚𝐭 : 𝐀𝐥𝐚𝐭 𝐩𝐫𝐨𝐩𝐚𝐠𝐚𝐧𝐝𝐚 𝐆𝐥𝐨𝐛𝐚𝐥.
Fakta yang juga semakin jelas, media besar barat bukan menyampaikan fakta melainkan membentuk persepsi. CNN, BBC, New York Times, Reuter, yang semula di kultuskan sebagai sumber kredibel, tapi faktanya siapa yang mereka layani ? kebenaran atau kepentingan politik luar negeri Negara Asalnya ?
Ketika rumah sakit di Gaza di Bom Israel, headlinenya berbunyi ledakan misterius di gaza, tetapi ketika ketika HAMAS membalas langsung di beri label teroris, saat Rusia menyerang Ukrainia Headline nya Invasi Brutal tapi saat sekutu menjatuhkan Bom di Tripoli, Kabul dan Baghdad yang menewaskan ribuan orang, ini disebut operasi pembebasan. Framing-framing seperti ini bukan kesalahan editorial tapi ini pola sitematis.
Lihat bagaimana tokoh-tokoh yang menentang di gambarkan : Putin adalah Diktator, Jinping otokrat kejam, Kim jong Un pemimpin Gila. sementara Trump meski memgirim kapal Induk ke timur tengah untuk mendukung israel meluluh lantakkan Gaza tetap di sebut penjaga demokrasi, bahkan Guantanamo penjara ilegal tempat tawanan disiksa secara kejam tanpa pengadilan nyaris tak tersentuh pemberitaan media mereka, padahal ini pelanggaran HAM berat yang berlangsung bertahun-tahun. pelanggaran oleh negara yang menyebut dirinya pendekar HAM.
Saat ini mereka juga memulai perang Proxi melalui media sosial yang mereka ciptakan. Mereka menggunakan Algoritma Media Sosial yang focus pada 𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘨𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵 dan celakanya 𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘨𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵 yang besar muncul dari konten-konten kebencian, Isu SARA dan pertentangan . konten-konten itu di monetisasi sehingga banyak warga negara dunia ketiga yang tidak menyadari itu dan bangga mendapatkan income dari komunikasi kebencian yang mereka sampaikan.
𝐏𝐞𝐫𝐮𝐬𝐚𝐡𝐚𝐚𝐧-𝐏𝐞𝐫𝐮𝐬𝐚𝐡𝐚𝐚𝐧 𝐌𝐮𝐥𝐭𝐢 𝐍𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥 𝐂𝐨𝐨𝐫𝐩𝐨𝐫𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐮𝐩 𝐤𝐞𝐮𝐧𝐭𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐠𝐞𝐥𝐢𝐦𝐩𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐲𝐚𝐭 𝐌𝐚𝐬𝐲𝐚𝐫𝐚𝐤𝐚𝐭 𝐝𝐮𝐧𝐢𝐚 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐠𝐚
Ingatkah kita tentang penyakit Flu Burung, Virus Ebola bahkan Covid 19 ? Perusahaan-perusahaan Pharmasi besar manakah yang meraup untung besar ? Nama-nama seperti Pfizer-BiontNTech, Moderna, AstraZeneca, Jhonson & Jhonson, Novavax. Semua perusahaan tersebut adalah perusahaan yang berbasis di Barat .
Mari kita lihat juga keuntungan perusahaan-perusahaan besar Barat yang meraup keuntungan dari gelimpangan mayat di Timur tengah dan negara-negara dunia ketiga lainnya.
1. Lockheed Martin (AS)
Produk: F-35 Lightning II, Javelin Missiles, HIMARS, F-16.
Keuntungan saat perang :
2022 (Perang Ukraina): Pendapatan $66 miliar (+7% dari 2021).
• Kontrak besar dari Pentagon & NATO untuk mengirim senjata ke Ukraina.
• Fakta: Produsen senjata terbesar di dunia, sahamnya naik signifikan saat konflik.
2. Raytheon Technologies (AS)
Produk : Patriot Missiles, Stinger Missiles, Tomahawk Cruise Missiles.
Keuntungan saat perang:
• 2022: Pendapatan **$67 miliar (termasuk dari penjualan rudal ke Ukraina & Timur Tengah).
• Stinger & Javelin (diproduksi bersama Lockheed) jadi senjata utama Ukraina.
3. Northrop Grumman (AS)
Produk : B-21 Raider (bom stealth), Global Hawk Drone, ICBMs.
Keuntungan:
• 2023: Pendapatan $36 miliar* (naik karena permintaan drone & sistem nuklir).
• Memperkuat pasokan intelijen & pengintaian untuk NATO.
4. Boeing Defense (AS)
Produk: Apache Helicopters, F/A-18 Super Hornet, Bom JDAM.
Keuntungan:
• Perang Iraq & Afghanistan: Kontrak miliaran dolar untuk helikopter & pesawat tempur.
• 2022: Pendapatan pertahanan **$23 miliar*.
5. BAE Systems (Inggris)
Produk : Tank Challenger 2, Eurofighter Typhoon, Amunisi Artileri.
Keuntungan :
• 2023: Pendapatan £23 miliar (naik 9%), karena ekspor senjata ke Eropa Timur.
• Pemasok utama artileri untuk Ukraina.
6. General Dynamics (AS)
Produk : Tank Abrams, Kapal Selam Nuklir, Amunisi Artileri.
Keuntungan :
• 2022: Pendapatan $39 miliar (karena pengiriman tank ke Polandia & Eropa).
7. Rheinmetall (Jerman)
Produk : Leopard 2 Tank, Amunisi, Sistem Pertahanan.
Keuntungan:
• 2023: Pendapatan €7,2 miliar (naik 30%), karena permintaan tank & amunisi dari NATO.
• Membuka pabrik baru di Hungaria & Jerman untuk penjualan ke Ukraina.
𝐊𝐞𝐬𝐢𝐦𝐩𝐮𝐥𝐚𝐧
Dari fakta di atas , seharusnya mata dunia terbuka lebar , bahwa AS- barat tidaklah sebaik yang di gembar-gemborkan oleh Media mereka . Mereka tak lebih adalah negara Imperialis atau tepatnya New Imperialis yang tak segan-segan mengancam negara-negara yang mencoba menentang mereka.
Saat ini beberapa negara sudah mulai menyadari raut 𝘵𝘸𝘰 𝘧𝘢𝘤𝘦 mereka dan beberapa dari mereka sudah membentuk aliansi ekonomi seperti BRICS. Negara-negara ini mulai meninggalkan ketergantungan mereka pada AS dan Barat. Mereka mulai menyadari sikap hipokrit AS dan sekutu Baratnya.
Warga negara di belahan Asia dan Afrika seharusnya mulai menyadari hal ini . Mereka harus belajar untuk melihat dengan kaca mata yang lebih cermat . Tentu saja tulisan ini tidak mengajak untuk membenci namun mengajak untuk lebih cermat menelaah informasi . kita harus meyakini bahwa kedamaian akan terwujud dari keadilan, kesetaraan dan rasa hormat.
Ditulis pada akhir Mingg uke empat Bulan Juli 2025 sebagai renungan akhir Minggu.
Penutup Redaksi
Opini ini ditulis oleh Drs. Muhammad Bardansyah Ch.Cht, seorang pengamat sosial, politik, ekonomi, dan budaya, sebagai bagian dari refleksi kritis terhadap dinamika global yang kian menunjukkan wajah sesungguhnya dari kekuatan besar dunia.
Redaksi memandang bahwa tulisan ini merupakan bentuk kebebasan berekspresi dan kontribusi intelektual dalam melihat ulang relasi kekuasaan internasional secara jernih dan merdeka, sebagaimana dijamin oleh konstitusi dan semangat jurnalistik yang independen.
Segala isi tulisan menjadi tanggung jawab penulis dan tidak selalu mencerminkan sikap resmi redaksi. Namun demikian, kami percaya bahwa suara-suara alternatif seperti ini penting dihadirkan, sebagai bagian dari ikhtiar menjaga ruang publik yang sehat, terbuka, dan kritis.
🖊️ Laporan: Redaksi – Mudanews
📄 Berdasarkan opini Drs. Muhammad Bardansyah Ch.Cht