Mudanews.com-Manca Negara | Pernahkah Anda membayangkan jika Afrika dan Eropa dihubungkan oleh sebuah jembatan? Selat Gibraltar, jalur sempit yang memisahkan Maroko di Afrika dan Spanyol di Eropa, hanya memiliki lebar sekitar 13 km. Meskipun banyak wilayah di dunia memiliki jembatan panjang yang membentang di atas air, seperti Jembatan Lake Pontchartrain Causeway di Louisiana yang mencapai 38 km, mengapa jembatan di Selat Gibraltar tak pernah terwujud?
Keuntungan Besar dari Jembatan Penghubung
Jembatan sepanjang 13 km di Selat Gibraltar akan memberikan dampak ekonomi yang luar biasa. Afrika kaya akan sumber daya alam seperti minyak, berlian, dan mineral berharga lainnya, yang sangat dibutuhkan oleh Eropa. Jika ada jembatan, perdagangan antar benua akan jauh lebih cepat dan murah dibandingkan dengan pengangkutan menggunakan pesawat atau kapal kargo.
Selain itu, pembangunan jembatan ini dapat menciptakan puluhan ribu lapangan kerja, mulai dari pembangunan infrastruktur seperti hotel, pelabuhan, dan taman hiburan hingga pengembangan kota-kota kecil di sekitar selat. Bayangkan bagaimana mudahnya seseorang bisa berkendara dari Spanyol ke Maroko, menikmati wisata safari, berbelanja, lalu kembali ke rumah di hari yang sama.
Mengapa Jembatan Ini Sulit Dibangun?
Meski memiliki potensi besar, proyek ini menghadapi berbagai tantangan teknis yang sulit diatasi, antara lain:
Arus Laut yang Kuat dan Aktivitas Seismik
Selat Gibraltar memiliki arus bawah laut yang kuat dan terus berubah arah. Gempa bumi bawah laut bisa memicu gelombang besar yang akan membahayakan jembatan. Struktur yang dibangun di sini harus mampu bertahan dari kondisi ekstrem tersebut.
Kedalaman Laut yang Tidak Mendukung
Kebanyakan jembatan di atas air bertumpu pada tiang pancang yang ditanam ke dasar laut. Namun, dasar Selat Gibraltar sangat tidak rata, terdiri dari batuan keras, lubang besar, dan terumbu karang. Hal ini membuat pemasangan tiang pancang menjadi tantangan besar.
Lalu Lintas Kapal yang Padat
Selat Gibraltar adalah jalur perdagangan utama yang menghubungkan Laut Mediterania dengan Samudra Atlantik. Setiap hari, sekitar 300 kapal dagang, kapal nelayan, dan kapal wisata melintas di perairan ini. Jika jembatan dibangun, navigasi kapal bisa terganggu dan berpotensi menyebabkan kecelakaan laut.
Alternatif Selain Jembatan
Mengingat tantangan besar dalam membangun jembatan, para insinyur lebih mempertimbangkan opsi lain, seperti terowongan bawah laut. Namun, proyek ini pun masih dalam tahap studi karena tantangan geologi dan biaya yang sangat besar.
Untuk saat ini, meskipun koneksi langsung antara Afrika dan Eropa terdengar menarik, teknologi yang diperlukan untuk mewujudkannya masih belum tersedia. Namun, dengan perkembangan teknologi di masa depan, siapa tahu impian ini bisa menjadi kenyataan?**(RED)
sumber: kanal YouTube Sisi Terang.