Mudanews.com – Opini | Dalam Islam, kebebasan berekspresi adalah hak yang diberikan Allah kepada manusia, tetapi hak itu disertai tanggung jawab untuk menjaga adab, menghormati, dan tidak melampaui batas.
Peristiwa kebakaran dahsyat yang melanda Los Angeles, dua hari setelah komentar diduga sarkastik tentang Tuhan dalam ajang Golden Globe Awards ke-82, mengingatkan kita pada konsep dalam Islam bahwa Allah memiliki cara untuk memberi peringatan kepada manusia.
Los Angeles, yang dulu dikenal sebagai “Kota Para Malaikat,” kini menjadi simbol materialisme dan sekularisme. Dalam Islam, sebagaimana dikutip dari ayat Alquran manusia diperintahkan untuk mengenali tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di alam dan bersyukur atas segala nikmat-Nya. Firman Allah dalam Al-Qur’an:
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim: 34).
Namun, ketika tawa para selebriti menggema, diduga mengejek keberadaan Tuhan, peringatan datang. Bencana kebakaran yang melanda kota ini bukan sekadar fenomena alam, tetapi pengingat bahwa manusia sering lalai dan angkuh terhadap kekuasaan-Nya.
Sunnatullah : Ketika Kesombongan Dibalas dengan Kehancuran
Islam mengajarkan bahwa alam semesta adalah ciptaan Allah yang bekerja sesuai hukum-Nya (sunnatullah). Ketika manusia bertindak melampaui batas, mengabaikan nilai-nilai moral, dan menghina penciptanya, alam sering kali menjadi alat untuk menyampaikan peringatan. Firman Allah dalam Al-Qur’an:
“Dan musibah apa saja yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura: 30).
Kebakaran yang melahap Los Angeles adalah refleksi dari bagaimana modernitas sering kali mengorbankan rasa sakral terhadap nilai-nilai spiritual.
Tragedi ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa mengejar kebebasan tanpa batas dan materialisme yang berlebihan dapat mengikis fondasi spiritual. Dalam Islam, keseimbangan antara dunia dan akhirat adalah kunci keberkahan. Firman Allah:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia…” (QS. Al-Qashash: 77).
Apakah tragedi ini akan membangunkan kesadaran manusia untuk kembali kepada nilai-nilai luhur? Atau akankah kita terus terjebak dalam lingkaran sekularisme dan keangkuhan?
Los Angeles terbakar, tetapi yang lebih penting adalah apakah nyala api ini dapat membakar kesombongan manusia untuk kembali kepada Tuhan.**(tz)
Wallāhu A‘lam bis-Ṣawāb.
Sumber: video channel YouTube Fenomadic, peristiwa ini menjadi perhatian publik karena komentar sarkastik terjadi di acara tersebut.
Judul: “Seleberiti Hina Tuhan, Los Angeles Terbakar” https://youtu.be/az7J6obDnlc?si=TTmEa-jvwZCuDiBb