Mudanews.com – Mancanegara | Menurut Médecins Sans Frontières (MSF) atau Dokter Lintas Batas, ribuan orang terjebak di kamp Jabalia, Gaza, saat pasukan Israel melancarkan serangan di wilayah tersebut. Serangan ini terjadi seminggu setelah Israel memulai ofensif yang disebut bertujuan untuk menghentikan Hamas berkumpul kembali.
Data dari petugas medis menyebutkan bahwa setidaknya 20 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan udara Israel di Jabalia pada Jumat malam, 11 Oktober. Serangan itu juga merusak empat rumah di sekitar wilayah tersebut. Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah. Secara keseluruhan, serangan militer Israel pada Jumat, 11 Oktober, di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 61 orang, dengan hampir separuh korban, termasuk 20 orang yang tewas di rumah mereka, berada di Jabalia, distrik utara Gaza yang merupakan kamp pengungsi terbesar di wilayah tersebut.
Militer Israel mengklaim telah membunuh puluhan militan di Jabalia, namun belum jelas berapa banyak korban yang merupakan warga sipil dibandingkan dengan pejuang. Sarah Vuylsteke, koordinator proyek MSF, menyatakan bahwa tidak ada yang diizinkan masuk atau keluar dari kamp; siapa pun yang mencoba akan ditembak.
Lima staf MSF terjebak di Jabalia, salah satunya adalah Haydar, seorang sopir MSF, yang mengatakan, “Saya tidak tahu harus berbuat apa; kami bisa mati kapan saja. Orang-orang kelaparan. Saya takut untuk tetap tinggal, dan juga takut untuk pergi.”
Berdasarkan laporan dari Wafa, kantor berita resmi Palestina yang mengutip sumber medis, setidaknya 15 orang di Jabalia tewas sejak fajar pada Jumat, 11 Oktober, akibat serangan Israel, termasuk serangan yang menargetkan sekolah yang menjadi tempat berlindung orang-orang terlantar. Pertahanan Sipil Gaza melaporkan bahwa puluhan orang terluka akibat tembakan drone quadcopter Israel di sekolah yang sama. Hingga kini, belum ada tanggapan langsung dari militer Israel terkait insiden tersebut, meskipun sebelumnya mereka menyatakan bahwa militan Gaza sering menggunakan tempat perlindungan semacam itu untuk bersembunyi, klaim yang dibantah oleh Hamas.
Militer Israel telah mengirim pasukan ke kota-kota di dekatnya seperti Beit Hanoun, Beit Lahiya, dan Jabalia, sementara Hamas menyatakan akan terus melawan pasukan Israel.
Pejabat kesehatan Palestina melaporkan bahwa sedikitnya 130 orang tewas sejak operasi dimulai, sementara militer Israel telah meminta penduduk untuk mengungsi dari wilayah yang diperkirakan menjadi tempat terjebaknya lebih dari 400.000 orang, menurut estimasi PBB.
Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan keprihatinan bahwa serangan Israel yang terus berlangsung dan perintah evakuasi di Gaza utara dapat mengganggu fase kedua kampanye vaksinasi polio yang dijadwalkan mulai minggu depan. Sementara itu, kelompok-kelompok bantuan berhasil melaksanakan putaran pertama vaksinasi bulan lalu setelah seorang bayi sebagian lumpuh akibat virus polio tipe 2 pada Agustus, kasus pertama di wilayah tersebut dalam 25 tahun terakhir.**()
(sumber Reuters/ Warga Palestina berjalan melewati rumah-rumah yang hancur di kamp pengungsi Jabalia, Jalur Gaza utara, foto direkam 22 Februari 2024. REUTERS/Mahmoud Issa