Mudanews.com – Mancanegara | Dalam serangkaian serangan udara terbaru, Israel kembali menghantam wilayah Gaza, kali ini menargetkan sebuah masjid yang menjadi tempat perlindungan bagi warga yang kehilangan tempat tinggal. Serangan ini mengakibatkan 24 orang tewas, sehingga memicu gelombang kecaman dan meningkatkan ketegangan di wilayah Timur Tengah. Serangan ini terjadi di tengah konflik yang semakin meluas, tidak hanya dengan Hamas di Gaza, tetapi juga dengan Hezbollah di Lebanon dan meningkatnya ancaman terhadap Iran.
Serangan udara oleh Israel tersebut menghantam sebuah masjid di Jalur Gaza pada Minggu(6/10) dini hari menewaskan sedikitnya 24 orang, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters. Serangan ini merupakan bagian dari operasi militer Israel yang meningkat di Gaza utara dan Beirut selatan, dengan target kelompok militan yang bersekutu dengan Iran di wilayah tersebut.
Masjid yang menjadi sasaran serangan itu telah digunakan sebagai tempat perlindungan bagi orang-orang yang terlantar, dan berlokasi di dekat Rumah Sakit Al-Aqsa Martyrs di kota Deir al-Balah. Menurut laporan Associated Press, Israel mengklaim bahwa masjid tersebut digunakan oleh Hamas sebagai pusat komando dan kontrol, meskipun tidak ada bukti yang jelas yang disajikan untuk mendukung klaim tersebut.
Sementara itu, Al Jazeera melaporkan bahwa masjid ini telah menjadi tempat perlindungan bagi keluarga-keluarga yang kehilangan rumah mereka selama hampir setahun, termasuk mereka yang tidak memiliki tenda.
Selain serangan di Gaza, Israel juga telah membuka front baru melawan Hezbollah di Lebanon, dengan baku tembak yang terjadi di sepanjang perbatasan sejak konflik Gaza dimulai. Israel juga mengisyaratkan akan menyerang Iran setelah serangan rudal balistik baru-baru ini yang diarahkan ke negara tersebut.
Dukungan militer dan diplomatik yang signifikan dari Amerika Serikat kepada Israel menambah risiko keterlibatan AS dalam konflik ini. Negara-negara Arab sekutu AS yang menjadi tuan rumah bagi pasukan Amerika juga berada dalam status siaga. Ketegangan semakin meningkat dengan kelompok militan pro-Iran di Suriah, Irak, dan Yaman yang melancarkan serangan jarak jauh terhadap Israel, memperumit situasi di kawasan tersebut.**()
Sumber: Reuters, Associated Press, dan Al Jazeera