Serangan Geng Brutal di Haiti Tewaskan 70 Orang dan Memaksa Ribuan Mengungsi

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Mudanews.com – Mancanegara | PORT-AU-PRINCE, Sebuah serangan brutal oleh geng bersenjata di Pont-Sonde, wilayah Artibonite, Haiti, telah menewaskan setidaknya 70 orang dan memaksa lebih dari 6.000 orang mengungsi. Aksi kekerasan ini mengejutkan negara yang sudah terbiasa dengan kekerasan bersenjata, dan terjadi di kawasan pertanian utama Haiti.

Di lansir dari Reuters 4 Oktober 2024, Penyerangan yang dilakukan pada dini hari Kamis itu dipimpin oleh pemimpin geng Gran Grif, Luckson Elan, yang mengklaim serangan ini sebagai balasan terhadap warga yang dianggap pasif saat polisi dan kelompok vigilante membunuh anggotanya. “Ini adalah pembalasan terhadap warga yang tidak melakukan apa-apa,” kata Elan.

Lebih dari 6.000 orang kini kehilangan tempat tinggal, dengan sebagian besar dari mereka berlindung di kota-kota terdekat seperti Saint-Marc. Para korban mengatakan anggota geng membakar puluhan rumah dan kendaraan, membuat kekacauan yang meninggalkan jejak mayat di jalanan. Banyak korban ditembak mati di kepala dalam serangan yang dilaporkan sebagai salah satu yang paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir.

Perdana Menteri Haiti, Garry Conille, mengutuk aksi ini sebagai kejahatan terhadap seluruh bangsa Haiti. “Ini bukan hanya serangan terhadap korban, tetapi terhadap seluruh rakyat Haiti,” ujarnya melalui platform media sosial X.

Sementara itu, pihak kepolisian Haiti menerima kritik keras karena dianggap tidak memberikan perlawanan yang memadai selama serangan berlangsung. Banyak petugas tetap berada di markas mereka, dan kendaraan lapis baja yang ditempatkan di dekat lokasi gagal beraksi untuk menahan serangan.

Kekerasan ini adalah bagian dari konflik yang semakin memburuk di Haiti, di mana geng-geng bersenjata menguasai sebagian besar ibu kota Port-au-Prince dan meluas ke wilayah-wilayah sekitarnya. Hal ini memperburuk krisis kemanusiaan, memicu kelaparan, dan membuat ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal. Sejak Januari, lebih dari 3.600 orang telah tewas akibat kekerasan geng.

Sementara dukungan internasional yang dijanjikan lambat datang, negara-negara tetangga seperti Amerika Serikat dan Republik Dominika terus mendeportasi migran kembali ke Haiti, memperburuk situasi di negara tersebut.**()

Foto Reuters, pemandangan ini menunjukkan respons Polisi terhadap ketidakstabilan keamanan yang disebabkan oleh aksi kekerasan geng.

Berita Terkini